Panas Seminggu Lagi, Sawah Tadah Hujan Gagal // Sumur Warga Mulai Kering
TANJUNG KEMUNING – Baru sekitar dua minggu panas, sebagian sumur warga mulai kekeringan. Menyebabkan warga mulai kembali ke sungai. Tidak hanya itu, puluhan hektar sawah tadah hujan di Kabupaten Kaur, terancam gagal panen dan sebagian lagi terancam gagal tanam. Kondisi ini mulai membuat petani sawah tadah hujan khawatir. Sebab, jika seminggu lagi tidak turun hujan, sawah tadah hujan yang sudah digarap hampir dipastikan gagal. “Belum ada tanda-tanda hujan, air sumur gali kebanyakan sudah kering kerontang. Akibatnya, pilihan untuk mandi dan mencuci ada di sungai,” ungkap Maskana (69) warga Desa Padang Leban Kecamatan Tanjung Kemuning, Minggu (2/8). Untuk menampung air, warga mengangkut air sungai Padang Guci dan dimasukkan dalam sumur gali. Sehingga, bisa bertahan beberapa hari untuk keperluan mandi dan mencuci. Namun, untuk keperluan air minum dan masak tetap memanfaatkan air sumur bor terdekat. Ancaman kekeringan ini yang membuat masyarakat selalu mengusulkan pembangunan sumur bor setiap tahunnya. Dengan harapan, saat musim panas, tidak antre panjang mendapat air bersih. Setiap desa setidaknya dibutuhkan lima hingga delapan titik smur bor. Semakin banyak sumur bor akan mengurangi kesulitan air bersih. “Selama ini hanya terfokus pada aliran sungai saat kemarau melanda. Untuk kebutuhan air bersih ada yang harus membeli kepada pemilik sumur bor pribadi. Karenanya, pembangunan sumur bor melalui Dana Desa (DD) sangat diharapkan,” sebut Maskana. 10 Hektar Sawah Kekeringan Sementara itu, sekitar 10 hektar lahan persawahan di hamparan Air Tambah Desa Bangun Jiwa Kecamatan Luas sudah mengalami kekeringan. Seperti diakui Amri (49) pemilik sawah, warga Desa Bangun Jiwa. "Lebih kurang 10 hektar lahan saat ini memang mengalami kekeringan. Padahal padi baru berumur satu bulan, sangat membutuhkan air," ujarnya, Minggu (2/8). Jika dalam waktu satu minggu ini tidak ada hujan, tanaman padi terancam mati. Sebagian daun padi sudah kuning akibat kekurangan pasokan air. "Jika kemarau sampai berkepanjangan, alamat terancam gagal panen," keluhnya. Ia dan petani sawah tadah hujan lain sangat berharap, agar hujan dapat segera turun. “Kalau tanaman padi sampai mati, petani jelas merugi,” ujarnya. Petani Mulai Cemas Terpisah, petani sawah tadah hujan daerah Perumbaian Desa Ulak Pandan Kecamatan Nasal mulai cemas. Pasalnya, sawah mereka yang sudah ditraktor kini kering, kemarin (2/8). Padahal harapan mereka setelah ditraktor datang musim hujan. Sehingga sawah mereka bisa digarap dan ditanami padi. Kini aktivitas penggarapan lahan terhenti. Pjs Kades Ulak Pandan Johan Satri membenarkan, bahwa di beberapa lokasi hamparan sawah petani di desanya cemas. Sebab sawah yang telah digarap mengalami kekeringan. Karena kini hujan tidak ada turun di wilayah Nasal. Padahal dari hujan itulah petani di desanya bisa menggarap sawah. “Petani sawah tadah hujan kini mulai kebingungan. Pasalnya, sawah mereka kering, tidak bisa dilanjutkan untuk digarap,” sebutnya.(xst/med/mrn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: