Waspada Pemilih Eksodus Perbatasan
TANJUNG KEMUNING – Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mesti ekstra waspada dikawasan perbatasan antar daerah. Pasalnya, kawasan perbatasan merupakan daerah rawan pemilih eksodus yang sengaja masuk pada saat pemungutan suara. Pencocokan dan Penelitian (Coklit) calon pemilih harus dilakukan dengan serius. Sehingga, mampu memimanilisir adanya pemilih eksodus yang menggunakan hak suaranya untuk kepentingan calon tertentu. Contohnya, kawasan perbatasan antara Kabupaten Kaur-Bengkulu Selatan (BS) di Desa Sulauwangi Kecamatan Tanjung Kemuning. Daerah ini sangat rawan warga pendatang seiring dengan maraknya lokasi Warung Remang-Remang (Warem). Baik penghuni maupun pengunjung mayoritas berasal dari luar daerah. “Pengawasan didaerah perbatasan sedikit lebih ekstra hati-hati. Longgarnya pengawasan dan pendataan awal calon pemilih dapat dimanfaatkan pemilih eksodus,” papar Sukarman (53) warga Desa Sulauwangi, kemarin (6/8). Dikatakan Sukarman, selama ini belum ditemukan adanya pemilih eksodus. Baik dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres). Namun, untuk Pilkada masalah pemilih sangat rawan menimbulkan konflik horizontal. Penyelenggara pemilu sudah tentu memetakan titik rawan. Baik lokasi sulit, maupun kawasan perbatasan yang rentan masuknya pemilih tambahan diluar data yang sudah disahkan. Strategi diyakini sudah disiapkan dengan baik sehingga dapat mencegah hal tersebut. Pengalaman pemilu sebelumnya aman dan tidak ditemukan adanya pemilih eksodus. “Harapan bersama, Pilkada kali ini tidak diwarnai adanya insiden masuknya pemilih eksodus. Sehingga, semua tahapan berjalan lancar dan tertib tanpa ada gejolak yang merugikan semua pihak,” pungkasnya.(xst)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: