Iklan Banner KPU Provinsi Bengkulu

Para Mantan Petinggi Polri Perbincangkan Senjata Bharada E dalam Kasus Polisi Tembak Polisi

Para Mantan Petinggi Polri Perbincangkan Senjata Bharada E dalam Kasus Polisi Tembak Polisi

Mantan Kabareskrim Polri Komjen Purn Susno Duadji, Eks Kabareskrim Komjen Purn Ito Sumardi, Ex Kadivkum Polri, Irjen Pol Purn Aryanto Sutadi dan Eks Kadiv Humas Irjen Ronny F Sompi dalam Podcast POP..-Tangkapan layar/Youtube---

RADARKAUR.CO.ID, JAKARTA – Para mantan petinggi POlri yang sedang kumpul dalam acara Popcast POP (Polisi Ooh Polisi) turut perbincangkan senjata yang digunakan Bharada E. Seperti diketahui kasus polisi tembak polisi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo semakin mengemuka dan menjadi perbincangan publik.

Tak ketinggalan, para mantan petinggi polri yang hadir menjadi narasumber dan disiarkan lewat kanal Youtube POP), ikut membahasnya.

Lewat Youtube yang berjudul “Tragedi di Rumah Jenderal – Kejanggalan2 yang masih Janggal” terlihat para mantan petinggi Polri yang sangat terkenal diera masing-masing.

BACA JUGA:40 Pejabat Eselon 3 dan 4 Pemda Kaur Bakal Dimutasi

BACA JUGA:Investasi Bodong Libatkan Perangkat Desa, Warga BS Rugi Rp 320 Juta

Semua pasti sangat kenal dengan 2 ek Kabareskrim Polri Komjen Purn Susno Duadji dan Komjen Purn Ito Sumardi.

Begitu juga dengan Ex Kadivkum Polri, Irjen Pol Purn Aryanto Sutadi dan Eks Kadiv Humas Irjen Ronny F Sompi.

Para mantan petinggi Polri ini terlibat perbincangan yang seru dan akrab. Salah satunya menyoroti seorang Bharada yang sudah memegang senjata api laras pendek.

Susno Duadji awalnya menanyakan isu senjata yang digunakan seorang Bharada dalam tugas kesehariannya kepada Irjen Pol Purn Aryanto Sutadi.

BACA JUGA:1 Lokpri Tidak Dipenuhi Syaratnya Karena Tidak Diminati Masyarakat

BACA JUGA:Kejari Kaur Kembali Periksa 3 Saksi Dugaan Korupsi Dana Hibah KPU

Menjawab pertanyaan itu, Aryanto mengungkapkan selama ia bertugas di kepolisian, prajurit kepolisian memang diperbolehkan menggunakan senjata api dengan izin.

"Yang jadi pertanyaankan, seorang Bharada, prajurit kok menggunakan pistol, biasanyakan laras panjang, memang ada ijinnya?" terang Aryanto.

Diungkapkan Aryanto, selama menempati sejumlah jabatan di kepolisian, ia kerap kali didampingi oleh seorang ajudan yang dibekali dengan senjat api.

"Menurut penggunaan ijin, setiap anggota prajurit memang sudah dikantongi revolver, namun belakangan memang diganti dengan glock untuk ajudan ini," ungkap Aryanto yang duduk sebelah Susno Duadji.

BACA JUGA:264 Ternak Terjangkit PMK, drh. Rakhmad : Jangan Panik, Banyak yang Sembuh!

BACA JUGA:55 Lolos Seleksi Administrasi, 2 gagal jadi Balon Komisioner Bawaslu Bengkulu

Dirinya juga menyoroti kemampuan Bharada E dalam kasus polisi tembak polisi yang mahir menembak.

"Kan seorang Bharada, masak sudah mahir menembak? begitukan pernyataannya? Tapi yang saya dengar sendiri dari komandannya. Bharada E ini memang seorang penembak jitu, ya jadi pantas saja," katanya.

Ito Sumardi menilai wajar jika seorang ajudan petinggi Polri dibekali senjata apalagi dengan ancaman kejahatan yang begitu besar saat ini.

"Saya ini juga pernah menjadi ajudan ya, senjata saya dulu itu revolver, sekarang kejahatannya meningkat, jadi ancaman besar, senjata juga diganti," ujarnya.

Ito menjelaskan, hal tersebut berdasarkan pengalamannya sebagai Kapolda hingga Kabareskrim yang selalu didampingi oleh ajudan.

BACA JUGA:2 Saudara Kandung Terlibat Curnak Kades, Mengaku 2 Sapi Hasil Jual Beli

"Nah jadi pertanyaannya Tamtama diberi glock, itu tidak ada masalah, yang penting itukan pertanggung jawabannya. Memang sangat jarang seorang Bharada itu mendampingi pimpinan, pasti Bharada E ini adalah orang terpilih," tegasnya.

Ronny F Sompi menambahkan, seorang polisi yang sudah memegang senjata api ini tentu sudah dilakukan seleksi dengan ketat, baru direkomendasikan untuk memegang senjata api.

"Tapi intinya, tim yang dibentuk Kapolri bisa mengungkap kasus ini" tegasnya.

Ketahui, Peristiwa baku tembak di rumah Dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, wilayah Duren Tiga Jakarta Selatan Jumat 8 Juli 2022 mengungkap jenis senjata api (Senpi) yang digunakan kedua pihak. Namun belum dijelaskan pemilik pistol yang digunakan menembak Brigadir J.

Polisi baru mengungkap jenis pistol yang digunakan Bharada E dan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J saat insiden baku tembak tersebut.

BACA JUGA:Tragis, Bujang Tua Ini Cabuli Bocah SD Sambil Berdiri hingga Hamil

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo menjelaskan, Bharada E menggunakan pistol jenis Glock 17 buatan Austria dengan magasin maksimum 17 peluru. Sementara, Brigadir J menggunakan senjata jenis HS-9 buatan Kroasia.

Dedi Prasetyo mengatakan, saat ini senjata milik Bharada E telah didalami tim Indonesia Automatic Finger Print Identification System atau Inafis Mabes Polri.

"Sudah diteliti Tim Inafis, tunggu saja hasilnya," kata Dedi Jumat 15 Juli 2022.

Meski begitu namun Dedi mengaku belum mendapatkan informasi perihal pemilik senpi yang digunakan Bharada E.

Dedi hanya menjawab belum mendapatkan informasi dari Inafis. "Belum dapat informasi-informasi. Nanti kalau sudah dapat insyaallah akan disampaikan," ujar Dedi Prasetyo.

Menurut penjelasan Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ramadhan, peristiwa baku tembak itu terjadi setelah Brigadir J keluar dari kamar istri Kadiv Propam Polri, Putri Candrawathi.

BACA JUGA:Dhery, Pemuda Kaur Dapat Beasiswa S2 ke Rusia, Kebingungan Biaya Hidup di Sana

Ramadhan mengatakan Brigadir J awalnya masuk ke kamar pribadi Pak Sambo saat Putri sedang beristirahat.

Istri Irjen Ferdy Sambo sempat berteriak minta tolong. Teriakan itu membuat Brigadir J panik dan langsung keluar kamar.

Teriakan Putri menarik perhatian Bharada E yang konon berada di lantai dua rumah tersebut. Kedua polisi itu terlibat baku tembak yang menewaskan brigadir J.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id