7 Kiat Aman Bonceng Anak Naik Sepeda Motor
7 Kiat aman bonceng anak pakai sepeda motor--(foto: radarkaur.disway.id)
RADARKAUR.DISWAY.ID, JAKARTA – Kendaraan sepeda motor saat ini masih menjadi salah satu alat transportasi yang paling efektif dan efisien. Serta paling banyak digunakan masyarakat Indonesia untuk mendukung aktivitas sehari-hari.
Dari berbagai aktivitas berkendara itu, salah satunya digunakan untuk mengantar anak ke sekolah atau sekadar membonceng berkeliling menikmati perjalanan.
Agar perjalanan tetap aman dan nyaman, orang tua perlu memahami cara saat membonceng si buah hati agar selamat selama perjalanan.
BACA JUGA:Mengenalkan Rambu-Rambu Lalu Lintas dan Keselamatan Berkendara Sejak Dini
BACA JUGA:“Bangkit Lebih Cepat Pulih Lebih Kuat”, Tema HUT ke-77 RI
Contoh mudah dan paling banyak dilakukan, membonceng anak di posisi depan.
Manajer Safety Riding Department PT Astra Honda Motor, Johannes Lucky mengungkapkan berbagai alasan disampaikan para orang tua saat membonceng anak di depan.
Padahal, terdapat potensi bahaya tersembunyi atas kondisi tersebut.
”Biasanya orang tua membonceng anak di depan karena berbagai alasan sederhana. Misalnya anak bisa menikmati pemandangan dan merasa senang saat duduk di depan. Ada juga yang berpikir posisi anak di depan lebih aman dan mudah dikontrol saat tertidur. Padahal ini tidak benar,” ujar Lucky.
BACA JUGA:PMK Mengganas, Pemilik Diminta Kandangkan Ternak
BACA JUGA:SMPN 33 Kaur Miliki Ekstrakurikuler English Club
Terdapat beberapa potensi bahaya saat orang tua membonceng anak di depan. Seperti terbentur setang kemudi, terjepit dan mendapatkan gangguan kesehatan.
Kemudian menutupi ruang lingkup pandangan pengemudi, mengganggu pengendalian, hingga salah komunikasi atau membaca informasi dari panel meter sepeda motor.
Lalu, bagaimana Cari_aman berkendara dengan anak? Berikut hal yang perlu diperhatikan saat berboncengan dengan si buah hati:
1. Perlengkapan berkendara
Anak wajib menggunakan perlengkapan berkendara, karena pembonceng dan pengendara memiliki risiko yang sama. Sehingga, keduanya wajib menggunakan perlengkapan berkendara, seperti helm, jaket, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu.
2. Posisi
Pastikan anak membonceng di belakang dengan posisi lurus dengan tubuh pengendara dan rapat, sehingga anak dapat memegang tubuh pengendara lebih baik dan meningkatkan keseimbangan saat berkendara.
BACA JUGA:Dua Tambak Udang Akan Dilapor ke KKP dan Polairud
BACA JUGA:Gelar Resepsi Pernikahan, Wajib Izin Kecamatan
3. Anak siap dibonceng
Pastikan tangan anak sudah bisa memegang kuat pengendara. Pegangan yang kuat dapat mencegah keseimbangan anak tergangu ketika membonceng. Bisa juga ditambahkan sabuk pembonceng sehingga keseimbangan dan posisi anak dapat lebih terjaga.
Lalu, kaki sudah bisa menginjak pijakan kaki pembonceng dan ingatkan anak kita untuk tidak memainkan kakinya ketika membonceng, untuk mencegah potensi tersenggol kendaraan lain.
4. Kontrol Kecepatan
Saat berkendara dengan anak, kita perlu mengontrol kecepatan berkendara. Hal ini ditujukan untuk:
a. Mencegah anak terpental kebelakang/ berguncang saat kita mebuka gas karena pegangan anak yang belum kuat, atau anak tidak siap terhadap pergerakan tiba-tiba sepeda motor.
b. Mencegah anak terlempar saat bermanuver/ menikung dengan kecepatan tinggi. Hal ini berpotensi terjadi karena kekuatan pegangan anak ke tubuh pengendara tidak akan sekuat orang dewasa.
c. Mencegah terjadinya pengereman yang kuat. Saat menggunakan kecepatan tinggi, kita berpotensi untuk melakukan pengereman kuat yang akhirnya memberikan rasa tidak nyaman kepada anak kita.
5. Atur waktu, rute, dan jarak
Anak memiliki ketahanan fisik yang berbeda dengan orang dewasa, sehingga mereka tidak bisa diperlakukan sama. Mengatur waktu keberangkatan seperti berangkat lebih pagi untuk menghindari terik matahari akan dapat mengurangi ketidaknyamanan mereka ketika berkendara.
Mengatur rute keberangkatan juga diperlukan sehingga kita terhindar dari kemacetan dan dapat sampai lebih cepat. Namun, pastikan rute tersebut aman, layak dan tidak melanggar peraturan lalu-lintas. Saat berkendara dengan anak , kita juga perlu mengatur jarak perjalanan sehingga kita bisa menentukan waktu istirahat yang baik untuk anak kita ketika berkendara.
BACA JUGA:700 Guru Non ASN di Kaur Segera Miliki BPJS Ketenagakerjaan
BACA JUGA:Satu Nama Diusul Jadi Pjs Kades Gedung Sako 2, Ini Keterangan Kadis PMD
6. Konfirmasi
Kita harus sering melakukan konfirmasi terhadap anak, apakah dia haus, mengantuk, capek dan lainnya. Ketika sering melakukan konfirmasi, kita dapat menemukan masalah pada anak sedini mungkin, sehingga dapat mencegah terjadinya potensi bahaya.
7. Edukasi Cari_aman
Anak-anak perlu diedukasi sedini mungkin tentang keselamatan berkendara dan rambu lalu lintas yang berlaku, sehingga mereka dapat memahami potensi bahaya di jalan raya. Cara paling mudah untuk edukasi usia dini, orang tua dapat mengikutkan anak-anak tercintanya belajar di Kids Traffic Park yang terletak di AHM Safety Riding Park (AHMSRP), Deltamas, Cikarang.
Di fasilitas ini, anak-anak diajarkan untuk mengenal rambu-rambu lalu lintas, cara menyebrang jalan yang aman menggunakan jalur penyeberangan, dan cara berinteraksi dengan pengguna jalan lain dengan berbagai alat peraga.
AHMSRP juga memiliki jalur simulasi berkendara sepanjang 130 meter yang dilengkapi dengan 22 rambu lalu lintas dan 6 traffic light.
Dalam pelatihannya, anak-anak menggunakan push bike dan sepeda kayuh sebagai alat simulasi keselamatan berkendara. Sepanjang dua decade, safety riding AHM sudah mengedukasi sebanyak 286 ribu anak-anak dari seluruh Indonesia.
”Setiap orang tua tentunya ingin anak selamat saat berboncengan di jalan raya. Sehingga, perhatian ekstra dan edukasi sejak dini diperlukan agar anak mendapat pengalaman berkendara yang aman dan menyenangkan bersama orangtuanya,” tutup Lucky.(rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: