Siapa Membunuh Putri (31): Kerusuhan Besar

Siapa Membunuh Putri (31): Kerusuhan Besar

Hasan Aspahani--

Dia punya kegiatan di luar pesantren, yaitu pengajian rutin untuk beberapa kelompok pekerja wanita di dormitory. Ia bergantian dengan beberapa ustad dan ustadzah di Alhidayah. 

”Kita ke pesantren dulu, Do,” kataku. 

Saya menelepon Inayah. Jawabannya menambah kecemasan saya. Ia tak mengangkat telepon dan membalas dengan SMS, saya sedang menuju ke Bluebeach. Nanti saya ceritakan. Tak bisa bicara sekarang. Lagi sama beberapa polwan. 

Saya menelepon Ustad Samsu. Saya langsung bertanya soal Inayah. 

”Ada tiga orang perempuan datang minta perlindungan ke pesantren. Mereka sepertinya bingung tak tahu mau sembunyi di mana. Ada temannya di dormitory yang kenal sama Inayah.  Mereka mengaku lari dari hotel Bluebeach di Penangsa. Kondisinya mengenaskan. Mereka mengaku disiksa. Mereka tak tahan dan berusaha kabur,” kata Ustad Samsu. 

”Inayah ke sana mau apa, Ustaz?” tanyaku.

”Kata tiga orang itu ada puluhan temannya yang juga berusaha kabur.  Tapi berhasil ditangkap lagi. Tiga orang itu masih di sini,” kata Ustad Samsu.

Saya semakin cemas. Saya minta Edo putar arah lagi ke Penangsa. Saya teringat Widi Woman Workers Cares. Saya menelepon dia. Widi sudah tahu dan sedang menuju ke Bluebeach juga. Edo menyarankan saya menelepon temannya di sana. Ia berikan nomor telepon anggota Terpedo. Beberapa kali panggilan tak diangkat, meski pun tersambung.

”Ada nomor lain, Do?” tanyaku. Edo mengingat-ingat.  Sementara itu saya teringat Nenia. Kenapa tak terpikir dari tadi. Saya langsung menelepon dia. Teleponnya tak aktif. Edo memberikan nomor lain. ”Itu anggota Terpedo juga,” katanya.

Telepon diangkat. Saya minta Edo bicara. ”Ronald, ini aku Edo. Ya, Edo. Ada apa di sana?”

Saya mendengar orang berteriak-teriak. Ada yang menjerit histeris. ”Edo, ada kerusuhan! Kerusuhan, Edo. Ada tembak-tembakan!” 

”Ada polisikah?”

”Ya, ini yang tembak-tembakan polisi sama tentara! Ada teman-teman yang kena tembak!” 

”Kau tunggu. Saya sedang menuju ke sana.”

”Jangan, Edo. Jangan ke sini… bahaya…,” lalu terdengar suara tembakan dan orang menjerit kesakitan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: