Perjuangkan Gelar Kepahlawanan sang Kakek, Ashanty hadiri Seminar Nasional di IAIN Curup

Perjuangkan Gelar Kepahlawanan sang Kakek, Ashanty hadiri Seminar Nasional di IAIN Curup

Ashanty saat tiba di Kabupaten Rejang Lebong, Rabu siang 16 November 2022.--(dokumen/radarkaur.co.id)

•Abdullah Siddik mendampingi Presiden Soekarno sejak masa pengasingannya di Bengkulu pada tahun 1938-1942 hingga Kemerdekaan Indonesia.  

•Diangkat menjadi Diplomat Kepercayaan Presiden Soekarno, berkat kerja keras dan kejujurannya.  

•Merupakan lulusan Mahasiswa Hukum Perguruan Tinggi Hukum Rechtshogeschool) di Batavia (Jakarta).

•Aktif di berbagai organisasi dan aksi kepemudaan. Pada tahun 1934 Abdullah Siddik diangkat menjadi salah satu Ketua Komite organisasi Kongres Jong Islamieten Bond (JIB). Ia turut berjuang bersama almarhum Haji Agus Salim.

•Menjabat sebagai ketua Perkumpulan Pemuda Islam (Studenten Islam Studie Club) sejak tahun 1937-1938.

•Tahun 1939, Abdullah Siddik mendirikan Persatuan Dagang Bumi Putera.  

•Mengambil alih Pemerintahan Bengkulu dari Penjajahan Jepang, 23 Agustus 1945.  

•Prof. Dr. H. Abdullah Siddik, SH mengambil alih bagian Hukum, sementara Dr.A.K. Gani mengambil alih pemerintahan sipil.  

• Menjadi pengacara di Pengadilan Tinggi (Hooggerechtshof) Palembang pada tahun 1938,segera setelah menyelesaikan studinya.  

•Abdullah Siddik menjabat sebagai Ketua Pengadilan Tinggi seluruh Sumatera Selatan. Sekaligus merangkap ketua Mahkamah Tentara untuk seluruh Sumatera, dengan pangkat Kolonel pada 22 Maret 1946.  

•Tahun 1948 Prof. Dr. H. Abdullah Siddik, SH diangkat oleh Presiden Republik Soekarno menjadi Pemimpin Sekretariat Pusat di Bukittinggi.  

•Dll

Melihat dari banyaknya catatan sejarah Prof. Abdullah Siddik yang telah terlibat langsung dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia, beliau sangat pantas dinobatkan sebagai pahlawan nasional dari Bengkulu.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: