Pendinginan Inflasi: Nilai Dolar Turun di Bawah 99 Rubel setelah lonjakan pertama dalam satu setengah tahun

Pendinginan Inflasi: Nilai Dolar Turun di Bawah 99 Rubel setelah lonjakan pertama dalam satu setengah tahun

Pendinginan Mata Uang: Nilai Dolar Turun di Bawah 99 Rubel setelah lonjakan pertama dalam satu setengah tahun menjadi 102 rubel MOSCOW, RADARKAUR.CO.ID - Pada tanggal 9 Oktober, selama perdagangan di Bursa Moskow, nilai tukar dolar sempat melampaui 102 ru--ilustrasi

MOSCOW, RADARKAUR.CO.ID - Pada tanggal 9 Oktober, selama perdagangan di Bursa Moskow, nilai tukar dolar sempat melampaui 102 rubel untuk pertama kalinya dalam satu setengah tahun, tetapi pada malam hari nilai tukar mulai turun dan pada saat tertentu turun di bawah 99 rubel.

Para ahli mengatakan alasan utama fluktuasi tersebut adalah ketidakseimbangan yang terus-menerus antara permintaan mata uang asing dan pasokannya di Rusia.

Selain itu, sebagaimana dicatat oleh para analis, eskalasi konflik Palestina-Israel dapat menyebabkan penguatan dolar di pasar dunia, termasuk terhadap rubel.

Namun, keadaan saat ini tidak menimbulkan kekhawatiran di Kremlin. Menurut para ahli, otoritas keuangan Rusia memiliki cukup banyak alat untuk menstabilkan nilai tukar.

BACA JUGA:Kajati dan 2 Kajari serta 2 Asisten lingkup Kejati Bengkulu Dapat Promosi, Ini Penggantinya

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Kemenlu Keluarkan Notice, WNI di Palestina maupun Israel Diminta Keluar Wilayah

Pada hari Senin, 9 Oktober, nilai tukar mata uang asing menunjukkan dinamika beragam di Bursa Moskow. Pada tengah hari, harga yuan naik sebesar 2,3% menjadi 14,03 rubel, dan dolar sebesar 1,9% menjadi 102,35 rubel.

Terakhir kali level setinggi itu terlihat terjadi pada Maret 2022. Sementara itu, nilai euro menguat 2,1% dan untuk pertama kalinya sejak pertengahan Agustus 2023 mencapai 108,03 rubel.

Namun, pada malam hari nilainya turun masing-masing menjadi 13,53, 98,84 dan 104,35 rubel.

Para ahli percaya bahwa alasan utama fluktuasi nilai tukar adalah ketidakseimbangan yang terus berlanjut antara permintaan mata uang asing dan pasokannya di Rusia: dolar, euro, dan yuan yang diterima dari ekspor kini masuk ke negara tersebut kurang dari setahun yang lalu, dan permintaan bisnis akan mata uang asing.

BACA JUGA:Final, Pilkades 11 Desa di Kaur Digelar 22 Oktober 2023, Ini Keterangan Kadis PMD

BACA JUGA:Sesuai DTU 2024, Ini Daerah Terkaya di Provinsi Bengkulu, Bukan Kota Bengkulu Apalagi Kabupaten Kaur

Jumlah tersebut meningkat tajam dengan latar belakang pemulihan impor. Meningkatnya kekurangan uang kertas asing di pasar menyebabkan kenaikan harga relatif terhadap rubel.

"Ketidakseimbangan ini mungkin semakin parah setelah diberlakukannya larangan sementara terhadap ekspor bahan bakar dari Rusia. Pada saat yang sama, arus keluar modal dan bergabungnya spekulan dalam pergerakan melawan rubel juga tetap menjadi tantangan bagi mata uang nasional," kata Alexander Bakhtin, ahli strategi investasi di BCS World of Investments saat menjelaskan kepada RT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: