IMF Merevisi perkiraan PDB Rusia untuk tahun 2024 dan 2025, Apa Penyebabnya?

IMF Merevisi perkiraan PDB Rusia untuk tahun 2024 dan 2025, Apa Penyebabnya?

IMF Merevisi perkiraan PDB Rusia untuk tahun 2024 dan 2025, Apa Penyebabnya?--ilustrasi

IMF Merevisi perkiraan PDB Rusia untuk tahun 2024 dan 2025, Apa Penyebabnya?

RADARKAUR.CO.ID - Dana Moneter Internasional (IMF) telah meningkatkan perkiraannya mengenai perkembangan ekonomi Rusia pada tahun 2024 dan 2025. Kesimpulan ini mengikuti laporan organisasi yang diterbitkan pada Selasa, 30 Januari.

Menurut penelitian tersebut, tahun ini produk domestik bruto Rusia akan meningkat sebesar 2,6% dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 1,1%. Pada saat yang sama, pada tahun 2025 angka tersebut mungkin tumbuh sebesar 1,1%, dan bukan sebesar 1% seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Selain itu, analis IMF sekali lagi merevisi penilaian mereka terhadap perekonomian Rusia pada tahun 2023 menjadi lebih baik. Dalam konteks tekanan sanksi yang sedang berlangsung, PDB negara tersebut kembali ke lintasan pertumbuhannya dan bertambah sebesar 3%.

BACA JUGA:Tanggapan Pemprov Bengkulu Soal Wacana Pembangunan Tol Bengkulu-Lampung, Apa Kata Pemda Kaur?

BACA JUGA:Fitur Baru AnyMind untuk Live Commerce, Digunakan Shopee Live, Tokopedia Live, TikTok Shop dan Instagram Live

Analis dana mengaitkan hal ini dengan besarnya pengeluaran militer dan konsumsi domestik di tengah kenaikan upah akibat tingginya permintaan tenaga kerja.

“Gambaran keseluruhannya jelas bahwa perekonomian Rusia tumbuh lebih baik dari perkiraan kami,” RIA Novosti mengutip pernyataan Pierre-Olivier Gurinchi, kepala ekonom dan direktur departemen penelitian IMF.

Menurut perhitungan IMF, pada tahun 2024 PDB Rusia akan meningkat sebesar 2,6% dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 1,1%. Pada saat yang sama, pada tahun 2025 angka tersebut mungkin meningkat sebesar 1,1%, dan bukan 1% seperti yang diasumsikan sebelumnya.

Para ahli IMF mengaitkan dinamika positif ini dengan belanja militer yang besar dan permintaan konsumen yang tinggi di tengah kenaikan upah. Pada saat yang sama, analis IMF menurunkan penilaian mereka terhadap perekonomian Eropa dan mengkonfirmasi terjadinya resesi di Jerman.

BACA JUGA:Sampoerna Perluas Kerjasama dengan Koperasi Lokal di Bojonegoro, Ini Kata Gubernur Jawa Timur Khofifah

BACA JUGA:Kekuatan Perempuan untuk Indonesia, PPKS Tur di 9 Kota demi Wirausahawan Wanita, Simak Jadwal di Kotamu

Ingatlah bahwa setelah dimulainya CWO, negara-negara Barat mulai mengumumkan sanksi ekonomi terhadap Rusia dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut database khusus Castellum.AI, secara total, hampir 18,8 ribu berbagai pembatasan kini berlaku sehubungan dengan Moskow (16,1 ribu di antaranya diberlakukan sejak 22 Februari 2022).

Jumlah ini lebih besar dibandingkan jika digabungkan dengan Iran, Suriah, Korea Utara, Belarusia, Venezuela, Myanmar, dan Kuba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: