Libur Nataru, Ancaman Covid-19 Meningkat

Kamis 17-12-2020,13:51 WIB
Reporter : Admin Radar Kaur Online
Editor : Admin Radar Kaur Online

BENGKULU SELATAN (BS) – Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) dan Kabupaten Kaur belum melakukan pembahasan terkait pengamanan secara khusus pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Padahal, diprediksi masyarakat akan memanfaatkan libur Nataru ini pergi ke objek-objek wisata. Sehingga menciptakan kerumunan massa, ancaman terpapar covid-19 diprediksi bisa lebih tinggi dibandingkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Sehingga, diprediksi kasus terkonfirmasi Covid-19 akan meningkat baik di Kabupaten Kaur dan Kabupaten BS. Terkait ini, Dandim BS/K, Letkol Inf Yudha Nugraha mengakui belum mendapatkan kabar soal koordinasi atau pembahasan pengamanan di dua kabupaten baik Kabupaten Kaur dan Kabupaten BS. Namun, di sisi lain dirinya memastikan dalam waktu dekat Pemkab baik BS maupun Kaur dalam waktu dekat pasti akan melakukan pembahasan pengamanan akhir tahun. Sebab, libur natal dan libur akhir tahun dapat mengundang kerumunan massa. Jika tidak dilakukan pengamanan maka kasus yang terkonfirmasi Covid-19 akan meningkat. “Pembahasan pengamanan libur akhir tahun dan libur natal belum ada informasinya. Namun, saya yakin untuk pembahasan pengamanan akan dilakukan secepat mungkin. Karena, saat ini Pemkab BS maupun Kaur sedang berupaya memutuskan mata rantai penyebaran wabah Covid-19. Jadi tidak mungkin mereka tidak melakukan pembahasan pengaman ini. Kita akan kerahkan berapa personil pengaman nantinya baik di Kaur maupun di BS, jika ada permintaan nanti,” ujarnya, Rabu (16/12). Lanjutnya, jika tidak ada pembahasan dari pihak Pemkab maka mereka akan menggandeng Satgas Covid-19 dua Kabupaten. Karena, pengamanan dan pengawasan kerumunan massa jelang akhir tahun ini sangat diperlukan. Penyebaran wabah Covid-19 melalui kerumunan massa sangat tinggi. Selain itu, yang menjadi perhatian mereka ini saat yakni, maraknya pesta pernikahan dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan Prtokol Kesehatan (Prokes) baik itu masker, jaga jarak dan lain sebagainya. “Kita saat ini sedang terfokus dengan maraknya pesta pernikahan yang dapat mengundang kerumunan masa. Sedangkan, untuk mengatasi maraknya pesta pernikahan di ini Pemkab BS akan mengeluarkan format baru,” ungkapnya. Dia menambahkan, dalam penegakan hukum yang sudah dikeluarkan Pemkab BS waktu lalu. Bagi warga yang tidak mematuhi Prokes pihaknya tidak bisa berdiri sendiri. Melainkan, harus melibatkan Satgas Covid-19, terlebih lagi saat ini warga masih banyak yang lalai terhadap Prokes yang sudah dianjurkan oleh Pemkab BS. Bahkan, sanksi bagi masyarakat yang tidak mematuhi Prokes sudah ditegakan namun, masih banyak warga yang bandel. Ini artinya, harus di pertegas lagi demi menyelamatkan hajat orang banyak untuk tidak terpapar Covid-19. “Untuk warga yang terkonfirmasi Covid-19 di BS saat ini meningkat. Karena, warga masih banyak yang bandel untuk tidak menggunakan Prokes. Padahal, wabah Covid-19 memang benar-benar nyata,” pungkasnya. Terpisah, Alan warga Kota Manna menuturkan, saat ini wabah Covid-19 di Kabupaten BS cukup meningkat dibanding sebelumnya ini merupakan kurangnya peran Satgas Covid-19. Dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait bahayanya wabah ini. Jika sebelumnya, masyarakat yang mempunyai gejala wabah Covid-19 dilakukan rapid test secara gratis oleh Pemkab BS. Namun, saat ini stok rapid test di Dinas Kesehatan (Dinkes) BS sudah kosong. Sehingga, untuk memprediksi peningkatan wabah Covid-19 ini cukup sulit. Karena, untuk melakukan rapid test warga harus mengeluarkan uang secara pribadi. Sedangkan, perekonomian masyarakat di masa pandemi ini mengalami penurunan. “Jika Pemkab BS dalam memberikan rapid test kepada masyarakat maka memprediksi peningkatan wabah Covid-19 bisa di ketahui dengan cepat. Bahkan menurut saya penderita wabah Covid-19 sangat banyak hanya saja tidak terdata di Pemkab BS,” ujarnya. Sementara, Direktur Rumah Sakit Asyifa, Andanu Sulaksanka menjelaskan, setiap harinya warga Kabupaten BS melakukan rapid test di rumah Sakit Asyifa dari hasil rapid test mereka tersebut setiap harinya ada yang reaktif wabah Covid-19. Artinya penderita wabah Covid-19 ini meningkat hanya saja tidak terdata di Pemkab BS. Untuk mengatasi peningkatan terkofirmasi wabah ini harus ada sikap tegas dari Satgas Covid-19. “Ya, setiap harinya ada saja warga yang reaktif wabah Covid-19. Ini hasil dari rapid test warga itu sendiri, setelah terbukti mereka reaktif kita suruh untuk swab mereka banyak menolak. Karena, memilih untuk isolasi mandiri, sebab mereka takut di ketahui masyarakat, padahal penyakit ini bukan aib. Jadi salah satu upaya untuk mencegah wabah ini harus benar-benar bekerja keras sebab, wabah penderita wabah ini terus meningkat,” katanya. Lanjut Andanu, sejak bulan September ada 413 warga yang melakukan rapid test dari jumlah tersebut 408 non reaktif dan lima reaktif Covid-19, Oktober dari 385 melakukan rapid test sebanyak 378 non reaktif dan 11 reaktif, November 203 warga yang rapid test sebanyak 174 warga non reaktif dan 16 reaktif. Sedangkan Desember tanggal 14 194 warga yang rapid test sebanyak 172 non reaktif dan 14 reaktif Covid-19. Total keseluruhan yang reaktif Covid-19 sebanyak 46 orang. Artinya, warga yang memiliki indikasi terkonfirmasi wabah Covid-19 di BS masih banyak sehingga, masyarakat harus mematuhi Prokes agar tidak termasuk dalam data reaktif Covid-19. “Wabah ini memang masih ada bahkan kita prediksi penderita wabah ini masih banyak,” jelasnya. (rjs)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler