Air Terjun Tri Sakti Bung Karno di Desa Belitar Seberang adalah salah satu yang tersembunyi itu. Lokasinya tertutup rimbunan hutan bercampur kebun-kebun kopi masyarakat. Berpuluh-puluh tahun air terjun ini tidak tersentuh saking tersembunyinya. Sembilan tahun lalu, air terjun ini hanya dikenal terbatas kalangan masyarakat setempat. Petani-petani kopi, karet, cabai, biasa melihat air terjun ini karena aktifitas sehari-hari berkebun.
Melihat potensi air terjun yang luar biasa, para pemuda setempat berinisiatif mempromosikan aset wisata tersebut. Tahun ini, air terjun yang semula tertutup, mulai dibuka untuk umum. Yang sebelumnya tidak ada pengelola, sekarang sudah ada yang mengelola yakni Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) milik Pemerintah Desa Belitar Seberang. Kawasan air terjun seluas kurang lebih 1,5 hektare dihibahkan oleh warga kepada pemerintah desa Belitar Seberang.
Lokasi air terjun bisa dicapai dari dua tempat yakni Desa Belitar Seberang dan Sindang Jati. Bila masuk dari Desa Belitar Seberang, mobil tidak bisa masuk. Untuk menuju lokasi harus mengendarai motor sejauh kurang lebih 2 KM. Bila ingin membawa mobil, bisa masuk dari Sindang Jati. Tapi sebaiknya mobil doble gardan karena jalannya buruk. Berbatu dan sebagian berupa tanah. Kalau hujan, licin dan ban mobil rawan slip. Tapi sore itu saya melihat ada pula pengunjung yang masuk menggunakan mobil jenis Avanza. Selain kendala akses jalan yang jelek, masuk dari Sindang Jati juga lebih jauh. Dari jalan raya Beringin Tiga – Bengko, berbelok masuk ke dalam sekitar 10 KM.
Bagi yang belum mencoba ke Air Terjun Tri Sakti Bung Karno, silakan mencoba. Menggali potensi milik kita sendiri adalah bagian dari pengamalan nilai-nilai Pancasila. Anak-anak muda setempat sudah berperan mengenalkan dan mengelola potensi air terjun ini. Tapi semua itu jauh dari kata maksimal, apabila tidak didukung perhatian dari pemerintah. Utamanya menyangkut akses jalan menuju lokasi. Semoga.
Penulis adalah Wartawan Senior yang juga Ketua PWI Provinsi Bengkulu