RADARKAUR.CO.ID, BINTUHAN - Sudah hampir satu bulan sampel limbah tambak udang PT Dua Putra Perkasa Pratama (DPPP) dikirim Dinas lingkungan hidup (DLH) Kaur ke PT Sucofindo Bengkulu. Namun sejak dikirim tanggal 31 Mei 2022 hingga kini Senin (27/6/2022) belum keluar. Sehingga DLH Kaur belum mendapatkan kepastian hasil dari pengujian laboratorium.
Diketahui Sucofindo merupakan laboratorium independen yang berada di Kota Bengkulu. Kabarnya hanya laboratorium ini yang sudah memiliki kemampuan meneliti limbah air laut maupun air payau.
Maka dari itu untuk memastikan limbah tambak udang DPPP tercemar atau tidak pihak DLH mempercayakan penelitian limbah itu ke laboratorium milik Sucofindo. Akan tetapi Hasil yang ditunggu dari laboratorium tersebut dengan janji 2 minggu belum juga didapatkan.
BACA JUGA:Mahasiswa BS Ditusuk OTD Saat Nongkrong di Taman Merdeka
BACA JUGA:Soal Gaji Bulan Mei CPNS Kaur, Ini Penjelasan BKD
"Kami masih menunggu hasilnya, kalau sudah keluar nanti kami kasih tahu. Tidak ada yang kami tutupi di sini,” ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Hendry Faisal kepada radarkaur.co.id.
Lanjutnya, pihaknya sudah mendapat intruksi dari pimpinan daerah yakni bupati. Apapun hasilnya dari Sucofindo nanti tetap disampaikan ke semua pihak termasuk ke media.
Hasil dari Lab itu nantinya yang akan menentukan apakah tercemar atau tidak. Dan pemerintah akan mengambil tindakan tegas jika dinyatakan hasilnya tercemar. Maka akan diberikan sanksi tegas berupa sanksi administrasi atau sanksi lainnya.
BACA JUGA:Pantai Sekube Kaur Buat Larangan Muda Mudi Bukan Mahram
BACA JUGA:Beredar Video 15 Detik, Rekam Aksi Panas Remaja Curup
Sementara itu, Kabid Penanggulangan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kaur, Winnizar Armansyah Putra, S.Hut mengatakan bahwa sampel sudah dikirim akhir Mei. Namun mulai tercatat untuk diteliti pada tanggal 1 Juni karena pengantaran sampel ke Bengkulu pada malam hari.
Dikatakannya, ada 7 parameter yang dikirim ke Laboratorium Sucofindo. Pihak laboratorium Sucofindo menjanjikan 2 minggu hasil akan keluar. Namun karena nampaknya alat penelitan yang dimiliki Sucofindo Bengkulu belum memenuhi. Sehingga sampel itu dilanjutkan ke Jakarta untuk diteliti lebih lanjut.
"Intinya walaupun mereka menerima sampel di Bengkulu tapi tetap saja pelaksanaan penelitian mereka kirim ke Jakarta. Makanya butuh waktu," ucap Winnizar.
Lanjutnya, mungkin karena parameter yang dikirim itu cukup banyak jadi butuh beberapa hari untuk penelitiannya. Namun secara persisnya mereka sendiri yang tahu.
BACA JUGA:Kenaikan Harga Cabai Tidak Untungkan Petani
BACA JUGA:Dinkes Kaur Hanya Fogging Jika Warga Siap Bayar?
"Mereka hanya mengatakan kepada kami, nanti kalau hasilnya sudah siap nanti akan dikabari. Jadi kita menunggu itu lagi," paparnya.(kom)