BACA JUGA:Dokumen Rahasia
"Ekonom tidak memahami ini: setiap terjadi kenaikan harga BBM tingkat kemiskinan naik. Bisa sampai 2 persen," ujarnya suatu ketika.
Saya yang semula terpengaruh Pak JK ikut merenungkan kenyataan yang dikemukakan Presiden SBY itu.
Keputusan menaikkan harga BBM selalu harus dilakukan. Oleh presiden siapa pun.
Dari periode ke periode. Selalu juga menimbulkan gejolak. Termasuk gejolak di APBN.
BACA JUGA:Merdeka Kepundungan
BACA JUGA:Vios Tabrak Tiang Listrik, Elak Emak-Emak Sen Kiri Belok Kanan
Kenaikan harga BBM seperti kutukan abadi di negeri ini. Hanya belakangan tanpa ada demo.
Di zaman Pak SBY subsidi mencapai Rp 250 triliun. Dihujat.
Dibilang membakar-bakar uang negara. Salah sasaran. Orang kaya kok disubsidi. Dan seterusnya.
Kini subsidi itu bisa mencapai Rp 502 triliun. Tahun ini. Kalau BBM tidak naik.
Sebaliknya kemiskinan bisa naik 2 persen. Kalau harga BBM dinaikkan.
Bagi Pak Jokowi ancaman kemiskinan naik 2 persen itu menakutkan.
Terutama dalam hal citra. Kalau sampai kemiskinan naik 2 persen Pak Jokowi akan dikenang seumur hidup sebagai presiden yang gagal mengentas kemiskinan.
Selama 8 tahun menjabat Presiden angka kemiskinan hanya turun 1,5 persen.
Terendah dibanding presiden siapa pun pasca reformasi. Maka kalau sampai angka kemiskinan naik 2 persen akibat kenaikan harga BBM apa lagi yang bisa dikenang di bidang pengentasan kemiskinan.