"Saya masih berobat di Singapura", beliau membalas singkat. Apakah parah sekali sakit beliau? Saya membalas: "Oh, maaf, Pak. Saya kira sudah pulang. Lekas sembuh, Pak."
Sementara itu berita perkembangan lain yang tentang kasus pembunuhan Putri didapatkan Ferdy.
AKBP Pintor dibawa ke Jakarta. Di mabes ia diperiksa propam dan akan menjalani sidang pelanggaran etik.
Tiba-tiba SMS dari Pak Rinto kuterima, menginfokan hal yang sama:" just info, mungkin kamu sudah tahu, AKBP P diperiksa Propam Mabes."
Ia juga memberi nomor ”orang mabes” yang bisa dihubungi, yang ia sebut bisa memberi info valid.
Saya segera menghubungi nomor tersebut lewat SMS.
”Ya, baru selesai. Langsung ditetapkan sebagai tersangka”.
Saya bertanya lagi: ”Dalam kasus pembunuhan istrinya? ” Balasannya: ”Ya. Oke. Cukup ya. ”
Meskipun saya percaya 100 persen pada Pak Rinto, dan percaya pada informasi ”orang mabes” yang dia beri kontaknya itu, rasanya tak cukup konfirmasi kalau hanya dari SMS dari orang yang tak bisa disebutkan namanya.
Padahal ini info penting, eksklusif kalau koran lain belum tahu. Saya putar otak, siapa yang harus saya hubungi? (*)