Siti Jenar

Jumat 14-10-2022,06:42 WIB
Reporter : Adminradarkaur
Editor : Adminradarkaur

Di laut, Sunan Bonang lagi mengajarkan ilmu makrifat yang amat tinggi kepada Sunan Muria.

Di atas perahu. Di tengah laut. Agar tidak ada orang lain yang ikut mendengar.

Perahu bocor. Air masuk ke perahu. Bahaya. Maka sang murid diminta masuk laut mengambil tanah liat untuk menambal perahu. Begitu perahu aman mulailah pengajaran ilmu spiritual tingkat tinggi itu disampaikan. Selesai.

Tiba-tiba ada suara "Terima kasih saya menjadi tahu ilmu makrifat".

Sunan Bonang kaget: ada suara manusia tanpa terlihat sosoknya.

"Siapa kamu?"

“Saya cacing".

"Berarti kamu itu cacing yang berasal dari manusia".

Jadilah cacing itu manusia.

"Jadi, kamu mengerti semua yang saya ajarkan ke Sunan Muria tadi?"

"Mengerti".

"Karena kamu berasal dari tanah merah yang dipakai menambal perahu ini maka kamu saya beri nama Syekh Siti Jenar".

Siti adalah tanah. Jenar adalah merah. Itu bahasa Jawa halus.

"Kamu saya beri tanah perdikan di dekat Demak. Dirikanlah pondok pesantren di sana," ujar Sunan Bonang.

Saat itu Raden Patah lagi menjadi raja Demak. Pengaruh Raden Patah merosot karena rakyat berbondong menjadi pengikut Syekh Siti Jenar. Dari sinilah konflik besar terjadi. 

Tokoh wayang yang memerankan Raden Patah adalah Romo Wijoyo, suami Dewi Shinta.

Kategori :