Oleh: Dahlan Iskan
TRAGIS benar nasib Irjen Pol Teddy Minahasa Putra. Baru saja dapat kabar gembira, ia langsung harus berduka. Belum lagi menempati posisi barunya yang moncer, ia ditangkap dengan tuduhan narkoba.
Semua ini masih keterangan sepihak dari Mabes Polri. Kita belum bisa menggali cerita versi Teddy.
"Yang jelas saya kaget sekali. Beliau itu merokok saja tidak. Masak sih mengonsumsi narkoba," ujar seseorang yang dekat dengan jenderal polisi berbintang dua itu.
Tuduhan kepadanya dua: pengguna dan pengedar narkoba. Tuduhan pengguna didasarkan pada tes urine Teddy: positif.
Itu keterangan resmi dari Polri. Tak terbantahkan. Apa pun dalihnya.
Urine positif memang belum tentu narkoba. Bisa saja karena seseorang baru saja mengonsumsi obat tertentu dari dokter.
Bisa juga karena menjalani pembiusan akibat ke dokter gigi atau operasi.
"Rasanya Pak Teddy ke dokter gigi sehari sebelumnya. Juga suntik nyeri engkel," ujar orang itu.
Ditunjukkanlah pada saya nama dokternya, tempat praktiknya dan juga nama dokter giginya.
Saya sendiri tidak kenal Teddy. Juga belum pernah bertemu. Ia jadi ajudan Wapres Jusuf Kalla di saat saya sudah sibuk berat di Surabaya. Beda generasi, beda masa pengabdian.
Tadi malam saya baca di Kompas online. Ada berita yang berbeda dengan yang di media beberapa jam sebelumnya.
Irjen Pol Teddy Minahasa dinyatakan negatif. Test urinenya negatif.
Dua berita itu begitu bertentangan.
Bisa saja berita yang pagi itu salah. Bisa juga karena dilakukan tes ulang. Tapi reputasi Teddy sebagai pengguna narkoba sudah tersiar luas sepanjang hari kemarin.