Soal narkoba itu sebenarnya bukan peristiwa baru. Kejadiannya di pertengahan bulan Juni. Empat bulan yang lalu. Yakni ketika kapolres Bukittinggi ingin unjuk prestasi. Agar bisa segera naik jadi Komisaris Besar Polisi.
Kapolres, Juni lalu itu, menangkap narkoba 41 kg.
Sang Kapolres, setelah itu, ternyata dipindahkan ke Polda. Menempati job yang bukan untuk pangkat Kombes.
Narkoba tangkapan itu sendiri akhirnya dibakar. Yakni setelah selesai dipergunakan untuk barang bukti penuntutan hukum. Ada upacara pembakarannya. Di depan umum.
Mungkin tidak semuanya dibakar. Menurut keterangan Mabes Polri, ada 5 kg yang tidak dimusnahkan. Agar yang dibakar tetap 41 kg dimasukkan tawas sebanyak 5 kg sebagai pengganti.
Narkoba 5 kg itulah yang dijual ke sang mami. Tahap pertama sebanyak 2 kg. Ada bukti pembicaraan dan WA.
Ada aliran uang. Termasuk ke Teddy, sebanyak Rp 300 juta dalam bentuk Singapore dolar.
Cerita selanjutnya Anda sudah tahu: seorang pengguna narkoba ditangkap petugas Polda Metro Jaya di Jakarta. Ia mengaku mendapatkannya dari pengedar.
Pengedar mendapatkannya dari seorang 'mami'. Sang mami mengaku mendapatkannya dari kapolres Bukittinggi. Kapolres mengaku atas perintah Teddy.
Irjen Pol Teddy Minahasa pun ditangkap. Ia lahir di Minahasa ketika orang tuanya merantau ke sana.
Teddy belum bisa membela diri. Demikian juga sang kapolres, yang menurut keterangan Mabes Polri ditemukan sabu 2 kg di rumahnya.
Rasanya baru sekarang ini terjadi, jenderal bintang dua polisi ditangkap polisi. Soal narkoba.
Dari cerita itu bisa disimpulkan bahwa polisi yang mengungkap perdagangan narkoba ini luar biasa. Hebat sekali. Seperti tidak menghadapi problem ''rantai putus'' yang sering digunakan oleh jaringan narkoba.
Kalau benar Teddy akhirnya negatif narkoba maka ia masih menghadapi tuduhan sebagai penyalur narkoba. Itu berdasar pengakuan orang lain. Mungkin ia akan bisa berkelit di soal apakah pengakuan itu benar atau tidak.
Yang jelas bintangnya sudah jatuh. Bintang itu begitu tinggi tempatnya. Tapi bisa jatuh secara tiba-tiba. Penyebabnya bisa apa saja. (*)