Disway nyindir Disway. Mungkin Disway reguler gregetan kok tulisan terbaru Pak Dis belum juga muncul di CHDI, padahal sudah lewat jam 04.00 WIB. Maka tayanglah tulisan berjudul "Cerita Dahlan Iskan Begadang Nonton Liverpool sampai 'Ditagih' Tulisan Pendek" pada pukul 04.30 WIB. Tulisan diawali kisah sukses Liverpool membenamkan Man City, lalu disambung dengan tulisan terbaru Pak Dis. Kanal CHD baru memuat tulisan terbaru Pak Dis pada pukul 06.22 WIB. Judulnya "Tulisan Pendek". Isinya sama dengan yang dimuat di kanal reguler Disway tadi, berisi "alibi" Pak Dis tentang tulisan yang hanya empat alinea sehari sebelumnya. Satu dapur tapi beda rasa. Apa karena beda juru masak? Mungkin juru masak CHD ketiduran? Kok tidak pakai kecanggihan teknologi sih, yang bisa mengatur waktu tayang meski tulisan diupload beberapa jam sebelumnya. Pak Dis 'kan disiplin deadline pukul 21.00, jadi harus disiplin juga tayang pukul 04.00. "Apapun caranya, saya tidak mau tahu, jangan mengecewakan pembaca," kata Indriyana Idris yang namanya tidak pernah ditulis lagi dalam cerita bersambung yang belum juga bersambung itu. Hi-hi-hi....
Forsandy Kurniawan David
mohon maaf pak Dahlan kali ini sumber info jenengan kurang valid. Pak presiden tidak lagi sibuk ngurusi politik tahu depan, tapi sibuk nyari ijasahnya yang ketlisut
Arala Ziko
kayaknya pak jokowi perlu dinasehati soal perlunya memiliki sense of crisis, beliau kan paling sering tuh dikumpulin menteri2, dibilangin harus punya sense of crisis. ini Bapak CHD ya sama aja ndak punya sense of crisis, tulisan terpendek dengan komentar2 yg panjang, dibales dengan tulisan hari ini yg isinya menjelaskan mengapa tulisan kemarin pendek.
Mbah Mars
Saya kemarin sempat khawatir jangan-jangan D Dimer Abah melesat
Mbah Mars
Jadi ingat kisah Tarzan ditertawain para monyet. Monyet 1:"Mau tahu kenapa Tarzan bercelana terus. Tidak seperti kita ?" Monyet 2:" Kenapa emang ?" Monyet 1:"Kemarin saat dia mandi saya intip. Ternyata ekornya di depan. Beda dengan kita. Rupanya Tarzan malu. Maka selalu bercelana"
edi hartono
Saya kira pendukung City kuciwa. Sama seperti pendukung PT Bukit Asam yg kuciwa karena kabarnya seperti dipaksa membeli PLTU Pelabuhan Ratu dari PLN. Kok bisa perusahaan terbuka seolah2 dipaksa gitu ya. Bukan masalah hukum dan aturan, tetapi masalah etika, keadilan dan logika. Masa pakai PLTU akan dikurangi, tetapi kabarnya PTBA "harus akan" membeli PLTU tersebut. Untuk apa? Katanya untuk transisi energi. Kalau untuk transisi energi kenapa juga PTBA disuruh beli? Sama saja to? Pembodohan publik! Gak masuk logika! Dikiranya publik ini goblok2 apa ya? Dan kemarin, 18oktober, harga saham PTBA anjlok sampai batas bawah, alisa ARB. Karena apa? Karena dipicu pemberitaan dari statemen teman karibnya pak DI: Pak ET dan Pak Pahala M, dari kementrian BUMN. Yg berharap Pak ET muncul sebagai tokoh baru dari timur sebagian balik badan, khususnya para pelaku pasar saham yg mengetahui kabar ini. Kalau saya balik guling saja, sepanjang hari hujan, gak bisa ke sawah, enak tidur2an saja, wkwk.