BACA JUGA: Tahapan Wawancara Seleksi Panwascam Digelar 3 Hari, Ini Jadwal Pengumuman Kelulusan
Warga Desa Jembatan Dua Salwin (41) mengakui, tumpukan sampah berjarak 20 Meter (M) dari rumahnya.
Desa Padang Petron dan Desa Gedung Sako juga sangat terganggu, karena tidak jauh dari tumpukan sampah dan baunya sering sekali muncul.
Dia sudah sering menyarankan pada masyarakat untuk tidak membawa sampah dari bawah dan membuang di atas yang terdapat banyak sekolah.
Namun, warga tidak mengindahkan tegahan tersebut.
Karena tanah tersebut juga bukan miliknya, jadi dia tidak mempunyai hak penuh melarang masyarakat yang membuang sampah.
BACA JUGA: MTsN 3 Kaur Ikut Kompac, 7500 Peserta se-Indonesia
BACA JUGA: Ngantor di Halaman Kantor Pemkab BS, Sapi Ditangkap Satpol-PP
"Berhubung rumah saya berada paling dekat dengan wilayah sampah yang berserakan, saya sangat merasa terganggu. Saya sering menegor warga untuk tidak membuang sampah sembarang lagi. Namun tetap saja kecolongan dan sampah masih dibuang di tempat tersebut," ucapnya.
Diakuinya, keberadaan sampah sangat menjadi permasalahan baginya. Sebab dia menjual makanan di depan rumahnya.
Bahkan pelanggan merasa jijik untuk membeli makanan, karena aroma sampah yang tidak sedap.
Dia mengaku sejak masyarakat sering ditegor untuk tidak membuang sampah di sebelah rumahnya.
Kini masyarakat menambah satu tempat untuk membuang sampah. Yakni berjarak 20 M sebelum SMPIT Insan Kamil.
BACA JUGA: Alvin Allianz
BACA JUGA: Kaipang Greenhope
"Setelah seringnya diberi peringatan untuk tidak membuang sampah di sebelah rumah saya. Kini malah masyarakat menambah tempat membuang sampah yang tidak jauh dari tempat tinggalnya," ujarnya.