KAUR, RADARKAUR.CO.ID - Puskesmas Luas mencatat ada sebagai wilayah tugas. Dari hasil pengecekan tumbuh kembang yang dilakukan Puskesmas Luas dengan pengukuran tinggi dan badan.
Dari 372 Balita tersebar di 12 kecamatan ada 34 orang diantaranya terpantau beresiko tinggi tumbuh stunting. Angka prevalensinya 9,13 persen.
Dengan jumlah temuan 10 orang Balita Desa Cahaya Negeri memberi catatan terbanyak beresiko stunting.
Disusul Desa Pulau Panggung dengan jumlah temuan 5 orang.
Tersedikit Desa Umbul dan Desa Bangun Jiwa, dengan jumlah di masing-masing desa 1 orang. (Selengkapnya lihat daftar).
BACA JUGA: Cuti Bersama Natal dan Tahun Baru, Libur Akhir Tahun Bakalan Panjang!
BACA JUGA: Hotman Paris Senggol Kapolda Bengkulu, Ada Apa?
"Ini hanya gejala ya. Jadi belum tentu merupakan stunting. Harus dilakukan pengecekan lebih lanjut oleh tim ahli. Tentu mereka yang memiliki gejala ini harus mendapat perhatian lebih," ujar Kepala Puskesmas Luas Sentri Novica, SST pada Harian Radar Kaur (RKa), Sabtu (3/12).
Dikatakan Sentri, sebagian besar kaum ibu yang memiliki anak usia Balita di Kecamatan Luas belum terlalu memahami tentang stunting.
Sehingga muncul ketakutan membawa sang buah hati ke Posyandu. Lantaran takut sang anak didiagnosa stunting.
Padahal merupakan salah satu langkah pencegahan stunting.
BACA JUGA: 6 Tips Menangkan Shopee 12.12 Flash Sale, Mulai Langkahmu dari Sekarang!
BACA JUGA: 6 Games yang Dipertandingkan dalam IESF WEC 2022, Indonesia Prediksi Medali Emas PUBG Mobile
Menurut Kapus Luas, stunting yang bisa dicegah dengan memaksimalkan penanganan gejala sejak fase kehamilan.
Serta diobati lewat penanganan yang menyasar pada penyebab stunting. Kerenanya bukan gangguan kesehatan yang harus ditakuti.