Proses ini adalah mementukan kualitas gula aren nantinya.
Pemasakan dilakukan dari pagi sampai siang dengan menggunakan cara tradisional yaitu masih menggunakan kayu bakar.
BACA JUGA:Gagal Seleksi Komisioner KPU Kaur, Boleh Ikut Seleksi Bawaslu Kaur, Pendaftaran sudah Dibuka
BACA JUGA:2 Syarat Masuk Marketplace Guru, Digadang jadi Solusi Memenuhi Kebutuhan Guru
Setelah Air Nira menyusut dan mengental, maka warnanya akan berubah menjadi merah.
Selama proses ini, harus terus diaduk dan menjaga api agar Gula Aren tidak hangus.
Pada saat gula aren sudah sangat kental dengan kandungan air sangat sedikit, berarti sudah siap untuk dicetak sesuai cetakan.
Setelah semua gula aren yang masih panas sudah masuk dalam cetakan gulanya.
BACA JUGA:Bikinnya Dilempar-lempar! Bakmi Loncat dengan Topping Melimpah!
BACA JUGA:5 Komisioner KPU Kaur Segera Akhiri Masa Kerja, 2 Incumbent Berpeluang Menjabat Kembali
Proses berikutnya menunggu sampai dingin hingga gula aren akan mengeras sendiri.
Pak Maspin biasanya akan menjual Gula Aren di Pasar Jumat Tradisional di Desa Bungin tambun 2.
Harga satu cetakan Gula Aren itu senilai Rp 10 ribu atau 10k.
Ia bahkan melayani masyarakat sekitar dengan cara COD atau diantar sampai depan pintu
"Penghasilan dari gula aren ini Alhamdulillah sudah cukup membantu pendapatan," kata Maspin.