"Saya tidak pernah tanya. Tentu beliau punya pertimbangan lengkap dan matang tentang bagaimana beliau harus menjaga keseimbangan arah dan lain-lain dan itu adalah hak beliau, harus dihormati," terang Anies.
Sejarah Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda pada tanggal 28 Maret 1830, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri (2 Syawal 1245 Hijriyah).
Penangkapan itu terjadi setelah Pangeran Diponegoro dijebak oleh Letnan Hendrik Merkus de Kock.
BACA JUGA:Ini Penampakan Rumah dan Uang Mahar Gadis Cantik Anak Petani Dilamar Pengusaha!!
BACA JUGA:Ini Bakal Terjadi, jika 'Uang Kedaulatan' Rp504 Triliun Dikembalikan Belanda ke Republik indonesia
Awalnya Pangeran Diponegoro diundang ke wisma keresidenan di Magelang.
Namun ternyata disitu sudah menunggu pasukan untuk menangkap Pangeran Diponegoro.
Pada saat Pangeran Diponegoro ditangkap, tongka cakra atau tongkat komando yang selalu ia bawa juga disita dan dibawa ke negeri Belanda.
Pengembalian Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro
Tongkat komando Diponegoro dikembalikan ke pemerintah Indonesia pada tahun 2015.
BACA JUGA:Lilan Kenapa Tidak Bercerita? Qeyla baru 2 tahun, Karyawati Indomaret :Aku Kuat tapi Aku Capek...
BACA JUGA:UMKM Syukur Banget, Pinjol Danamas Bisa Cair Dana hingga Rp7.500.000, Terdaftar di OJK 2023
Tongkat itu selama ini disimpan oleh keluarga Michael Bauld.
Penyerahan dilakukan di pameran 'Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa, dari Raden Saleh hingga Kini".
Selain tongkat komando, pada 2020, Belanda juga menyerahkan keris Pangeran Diponegoro.