Kalaupun ingin tetap mendaki, harus bersama pemandu yang merupakan orang asli Kota Pagar Alam atau Suku Besemah.
Menurut kepercayaan setempat bahwa para pendaki yang hilang di puncak Gunung Dempo itu karena disesatkan oleh penjaga Gunung Dempo.
Penjaga itu merupakan harimau jadi-jadian atau sejenis Manusia Harimau atau biasa disebut Inyek.
BACA JUGA:Kabar Gembira, Kuota 206.151 Formasi CPNS 2023 Untuk Lulusan Baru
Konon, Manusia Harimau atau Inyek dahulu merupakan pengikut si Pahit Lidah.
Setelah si Pahit Lidah tewas mereka bersemedi dan bertapa di Puncak Gunung Dempo sambil menjaga gunung itu dari perbuatan manusia yang tercela.
Selain itu manusia Harimau itu menjalankan sumpah terakhir tuannya si Pahit Lidah yakni melarang keturunan si Mata Empat naik ke Gunung Dempo.
Manusia Harimau ini bisa membedakan mana keturunan si Mata Empat dan mana keturunan si Pahit Lidah.
BACA JUGA:Terbaru, Harga Emas Hari Ini, Emas Antam Naik Rp3.000 per gram
Anak cucu keturunan Si Pahit Lidah yang berasal dari Suku Basemah bebas untuk naik ke Gunung Dempo.
Suku Basemah banyak terdapat di wilayah Sumatra Selatan bagian barat dan Bengkulu bagian Selatan, baik Kabupaten Bengkulu Selatan maupun Kabupaten Kaur.
Keajaiban Adzan
Para pendaki Gunung Dempo percaya bahwa suara azan yang dikumandangkan akan dapat menyibak kabut tebal yang menghalangi pandangan.
Sehingga menjadi sebuah kepercayaan yang dipegang oleh para pendaki Gunung Dempo bahwa jika ada kabut tebal agar segera azan.