Abu Nawas, Saudagar Budak dan Raja Harun Ar Rasyid bersamaan masuk ke dalam rumah yang juga menjadi tempat beberapa budak di tempatkan.
Saat masuk ke dalam rumah itu, Sultan Harun heran mengapa banyak sekali orang di dalam kamar-kamar. Seperti ruang tahanan.
Ia bahkan lebih heran lagi ketika melihat saudagar kaya menyerahkan sejumlah uang kepada Abu Nawas dan kemudian bersalaman.
BACA JUGA:Khairul Adlani Wakili Provinsi Bengkulu di ajang Sekolah Duta Maritim Indonesia III Aspeksindo 2023
BACA JUGA:Rubel Rusia Melonjak, Dolar AS Justru Diambang Kehancuran Dampak Inflasi Amerika
"Saya senang sekali berbisnis dengan anda," kata saudagar budak itu.
"Sama saya juga sangat senang berbisnis dengan anda," jawab Abu Nawas.
"Urusan selanjutnya saya serahkan kepada anda, semoga anda puas. O ya, sebagai informasi, orang ini sebenarnya tidak bisa melakukan apa-apa. Jangankan bekerja, untuk berjalan saja kadang ia minta ditandu. Tapi dia ini cukup pintar menulis dan membaca syair," kata Abu Nawas sambil melirik ke arah Sultan Harun.
Sultan Harun merasakan ada kejanggalan, lantas bertanya heran.
"Ada apa ini," kata Sultan Harun.
BACA JUGA:Rusia Bangun Teleskop Matahari Terbesar di Eurasia
BACA JUGA:MURAH BANGET! Biaya Nikah di Rusia Cuma 350 Rubel, Berapa Rupiah ya? Syarat dan Caranya Mudah
"O tidak apa-apa, mulai sekarang kau adalah milikku, jadi ikuti aturanku dan jangan membangkang, atau kau ku siksa," kata Saudagar Budak itu mulai garang.
Mendengar itu, Raja Harun ketakutan sekali. Ia berteriak namun tidak ada pengawalnya yang datang.
Ternyata semua pengawal sudah diberikan obat tidur lewat makanan dan minuman yang disuguhkan.
Membuat Sultan Harus semakin panik dan ketakutan.