Ketenangan Finansial Tiongkok Menjadi Senjata Perlawanan Mental terhadap Amerika Serikat

Senin 04-09-2023,14:33 WIB
Reporter : Dhery Mahendra
Editor : Muhammad Isnaini

Tindakan AS terhadap Tiongkok, terutama yang berfokus pada segmen teknologi tinggi dalam perekonomiannya, terus berkembang dalam ukuran dan keseriusan.

Namun selain itu, Amerika tidak perlu melihat Tiongkok sukses dalam hal apa pun, karena mereka tahu bahwa jika Beijing menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia, maka dampak mental dari hal tersebut akan sangat besar.

Jika kita melihat dominasi Uni Soviet sebagai contoh, maka Amerika hanya membutuhkan Tiongkok untuk bersikap moderat, stagnan, dan kemudian gagal untuk mengimbangi konflik global yang lebih luas.

BACA JUGA:Uang Koin dan Uang Kertas Kuno Berharga Jutaan Rupiah, Dicari Kolektor Uang Kuno

Dorongan budidaya Tiongkok adalah tentang perang

Dengan cara ini, sejak motivasi anti-Tiongkok digulirkan, liputan media Barat terhadap Tiongkok telah menjadi sangat negatif, bahkan ketika hal tersebut tidak dapat dibenarkan, dan membutuhkan waktu dan sekali lagi untuk menanamkan cerita “kegagalan” mengenai Tiongkok.

Pemerintahan Xi Jinping atas perekonomian negara.

Sejujurnya, seiring dengan berkembangnya situasi penting ini, lingkungan bagi Tiongkok untuk berkembang dan berkreasi pasti menjadi kurang menguntungkan.

AS telah menetapkan bea masuk ratusan miliar saat ini terhadap produk-produk Tiongkok, yang ditolak AS untuk diubah sebagai bagian dari proses yang lebih luas untuk mendorong pergeseran rantai pasokan.

BACA JUGA:Cara Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan Secara Online, Pilih via Portal Lapak Asik atau Aplikasi JMO

Hal ini dengan sengaja meningkatkan tekanan geopolitik untuk menakuti spekulan luar agar menjauh dari Tiongkok.

Pada akhirnya, Tiongkok telah memboikot perusahaan-perusahaan Tiongkok dan berupaya mencegah Tiongkok mengembangkan hubungan keuangan dengan negara bersatu mana pun.

Amerika sedang melakukan perang mental, keuangan, perdamaian, dan militer yang komprehensif terhadap Beijing di setiap lini, dan sebagian besar upaya tersebut merusak kepastian perekonomian Tiongkok dengan mengabaikan kepastian, kemantapan, dan perdamaian yang telah dikembangkan oleh Beijing.

Inilah sebabnya mengapa Xi Jinping menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok harus lebih didasarkan pada promosi dan kemajuan klaimnya, dan tidak terbatas pada tawar-menawar di luar negeri.

BACA JUGA:Menjelang Penerapan Aturan Baru Elpiji 3 kg, Gubernur Sumsel Dukung Program Subsidi Tepat LPG

Namun, tentu saja, semua ini tidak berarti bahwa pemberitaan media yang buruk itu memang benar adanya.

Kategori :