Masih terdapat riwayat-riwayat lain yang mengatakan tentang keburukan Auj bin Unuq.
Namun sangat sedikit sumber yang mengisahkannya karena kisah ini merupakan mitos yang bertentangan dengan dalil, baik secara akal ataupun naqal (Al-Qur'an dan hadits).
Secara akal, jika anak Nabi Nuh yang dibinasakan karena kekufurannya padahal ayahnya adalah seorang Nabi, bagaimana mungkin Auj bin Unuq yang lebih kufur dan dzalim tidak dibinasakan.
Secara naqal, Allah SWT berfirman dalam surat As Safaat ayat 80-82,
Artinya: "Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh, dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman. Kemudian Kami tenggelamkan yang lain."
BACA JUGA:Penjualan Es Krim Rusia ke Israel Meningkat Pesat, Apa Kabar Sanksi Amerika Serikat?
BACA JUGA:Orang Rusia Tidak Khawatir Biaya Pendidikan Anak di Universitas
Di antara doa Nabi Nuh yang dikabulkan juga disebutkan dalam Al-Qur'an,
"Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi."
Mitos Auj bin Unuq ini juga bertentangan dengan hadits.
Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dengan tinggi 60 hasta. Kemudian semakin lama tinggi manusia semakin berkurang, hingga saat ini."
BACA JUGA:Cara Pengajuan Pinjaman KUR BSI 2023 Secara Online Lewat Website Salam Digital