Pertama Kali dalam 10 Bulan: Harga Minyak Brent Diatas USD91 per Barel
MOSCOW, RADARKAUR.CO.ID - Pada lelang Selasa 5 September, harga minyak Brent naik di atas USD91 per barel untuk pertama kalinya sejak November 2022.
Pasar bereaksi terhadap keputusan Rusia dan Arab Saudi melanjutkan pengurangan ekspor dan produksi bahan mentah secara sukarela hingga akhir tahun 2023.
Dengan latar belakang meningkatnya konsumsi bahan bakar di dunia, keinginan Moskow, Riyadh dan peserta lain dalam kesepakatan OPEC+ untuk membatasi pasokan hidrokarbon memperburuk kekurangan sumber daya energi di pasar global.
BACA JUGA:10 Negara dengan Harga Elpiji Termurah, Indonesia Posisi Berapa?
Dengan latar belakang ini, harga minyak Rusia juga terus meningkat dan telah secara signifikan melampaui batas $60 yang ditetapkan oleh negara-negara Barat.
Dinamika seperti itu akan berdampak positif pada kondisi anggaran dan rubel, para analis yakin.
Pada hari Selasa, 5 September, harga minyak dunia mencapai rekor tertinggi dalam sepuluh bulan terakhir.
Selama perdagangan di bursa ICE di London, harga bahan baku merek acuan Brent naik 2,4% dan pada titik tertentu mencapai $91,14 per barel. Terakhir kali nilai serupa terlihat adalah pada November 2022.
Harga naik tajam setelah berita tentang kemungkinan pengurangan pasokan di pasar hidrokarbon global dalam beberapa bulan mendatang.
Secara khusus, Arab Saudi akan memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga akhir tahun 2023, seperti yang dilaporkan oleh kantor pers kerajaan, mengutip Kementerian Energi negara tersebut.
Pengurangan tambahan pasokan minyak secara sukarela untuk ekspor bertujuan untuk memperkuat tindakan pencegahan yang diambil oleh negara-negara OPEC+ guna menjaga stabilitas dan keseimbangan pasar minyak, jelas Wakil Perdana Menteri.