Kesimpulan ini dibuat oleh para ahli dari Badan Energi Internasional (IEA).
Menurut organisasi tersebut, saat ini Tiongkok adalah pembeli bahan bakar paling aktif di pasar dunia. Diasumsikan bahwa tahun ini republik Asia akan menyumbang hampir 70% peningkatan permintaan minyak global.
Dengan kondisi tersebut, menurut IEA, pada akhir tahun 2023, kekurangan sumber daya energi dunia bisa meningkat hingga 700 ribu barel per hari.
Selain itu, pada tahun 2024, kekurangan sumber daya global kemungkinan akan terus berlanjut dan berjumlah sekitar 200 ribu barel per hari, prediksi badan tersebut.
BACA JUGA:Kredivo: Bukan Pinjaman Online Biasa, Beli Sekarang Bayar Nanti, 30 Hari Tanpa Bunga
BACA JUGA:G7 Batal Tinjau Batasan Harga Minyak Rusia, Gagal Tekan Pendapatan Rusia
Pembentukan kekurangan di pasar secara tradisional menyebabkan peningkatan nilai sumber daya. Namun, menurut Igor Yushkov, negara-negara OPEC+ tidak tertarik dengan kenaikan harga minyak yang terlalu kuat, oleh karena itu, jika terjadi peningkatan kuotasi lebih lanjut, aliansi tersebut dapat kembali meningkatkan produksi dan ekspor.
Minyak super mahal pun tidak dibutuhkan oleh eksportir sekalipun. Jika harga naik hingga $100 per barel, maka konsumsi bahan bakar dan permintaan energi mulai turun, sehingga memperlambat perekonomian global, jelas analis tersebut.***