Mereka orang-orang yang harus dirangkul dan diberi jalan taubat. Sebab kalau hanya dikecam tidak ada gunannya.
“Masa depan mereka masih bisa berubah, masih sangat mungkin menjadi putih, merah, hitam dll. Maka kita beri jalan taubat supaya masa depanya berubah menjadi baik,” imbuh kyai racing, yang suka balapan motor ini.
BACA JUGA:PNS Tetap Bisa Pinjam KUR BRI 2023 Lho!, Ini Cara dan Syaratnya
BACA JUGA:Kompor Gas vs Kompor Listrik, Lebih Hemat Mana? Pertimbangan sebelum Aturan Baru Elpiji 3 Kg Berlaku
Kata-kata lain yang viral dari Gus Iqdam adalah “ST nyell”. Adalah singkatan dari Sabilu Taubah (ST). Lalu “nyell” adalah bahasa Jawa Timuran yang artinya total atau semua, atau tok.
Jadi ST nyell artinya Sabilu Taubah semua. Gus juga sering menggunakan kata-kata itu untuk menyebut semua jamaahnya.
Istilah lainya adalah “garangan”. Untuk menyebut jamaah ST nyell yang umumnya anak jalanan. Di desa, anak-anak punk, jalanan, ngamen, itu disebut garangan. Garangan adalah binatang yang suka makan ayam dan mencuri buah.
“Tidak mungkin saya menyuruh istri saya berdiri di panggung, jangan, di sini banyak garangan. Nanti mok sikat bojoku, dapuramu garangan kabeh ngono kok,” kelakar Gus.
Gus juga sering melontarkan pertanyaan “wonge yo teko”. Sebuah ungkapan untuk menanyakan apakah orang yang dia contohkan malam itu juga datang? “Ora koyo kowe, uripmu mung golek wedokan, bertahun-tahun macari anake wong, tapi yang naik ke pelaminan orang lain. Cintamu ditolak terus mergo uripmu ruwet. Iki wonge yo teko?” tanya Gus Iqdam, yang dijawab kompak “tekooo,” para jamaah.
Demikian Arti 4 Istilah yang Sering Dipakai Gus Iqdam, Dekengan Pusat dan ST Nyell, Garangan hingga Wonge Yo Teko. Semoga bermanfaat.***