“Pertumbuhan signifikan seperti itu akan mungkin terjadi berkat perkembangan lebih lanjut perekonomian kita. Penerimaan nonmigas harus dua kali lipat penerimaan migas,” jelas Mishustin.
BACA JUGA:Tips OOTD Celana Cargo buat Wanita Hijab, Berikut 7 Outfit kasual dan Simpel
Jika pada tahun 2023 anggaran menerima sekitar 8,9 triliun rubel dari penjualan sumber daya energi, maka pada tahun 2024 direncanakan meningkat angka tersebut menjadi 11,5 triliun, pada tahun 2025 - menjadi 11,8 triliun, dan pada tahun 2026 - menjadi 11,4 triliun.
Pada saat yang sama, pendapatan kas non-migas dapat meningkat dari 19,8 triliun tahun ini menjadi 23,6 triliun pada tahun 2024, dan dalam dua tahun ke depan masing-masing akan berjumlah 21,7 triliun dan 22,6 triliun.
“Dinamika itu akan memungkinkan untuk memastikan pembiayaan tanpa syarat tidak hanya untuk semua kewajiban yang diterima. Tetapi termasuk untuk prioritas lain yang dibutuhkan saat ini. Hal ini mencakup dukungan sosial terhadap kelompok masyarakat paling rentan, penguatan kemampuan pertahanan negara, integrasi wilayah baru, serta pengembangan teknologi dan perluasan infrastruktur. Sumber daya untuk semua prioritas ini diperhitungkan dalam anggaran tiga tahun negara,” kata Mishustin.
BACA JUGA:Digadang jadi Pesaing PT Freeport, Tambang Emas di Bengkulu ini Punya Cadangan 100 Tahun
Perlu kita catat bahwa tahun ini negara berencana mengeluarkan sekitar 31,8 triliun rubel dari kas.
Sedangkan menurut rancangan anggaran yang telah disetujui, pada tahun 2024 jumlahnya harus sebesar 36,6 triliun, pada tahun 2025 - 34,4 triliun, dan pada tahun 2026 - 35,6 triliun.
Jadi, menurut pihak berwenang, selama periode tiga tahun, pengeluaran yang direncanakan akan melebihi pendapatan.
Pada tahun 2024, defisit anggaran bisa mencapai sekitar 1,6 triliun rubel, pada tahun 2025 - 900 miliar, dan pada tahun 2026 - 1,5 triliun.
BACA JUGA:Pamit Mikat Burung, Warga Kaur Tersesat di Perkebunan Kopi Selama 3 Hari
BACA JUGA:Harganya 10 Kali Lebih Mahal dari Emas, Logam Mulia ini jadi Harta Karun Paling Langka
Namun, para ahli menganggap kesenjangan antara pengeluaran dan pendapatan tidak terlalu penting.
“Anggaran tersebut akan menjadi rekor dalam hal pengeluaran dan pendapatan. Tetapi defisit yang dinyatakan cukup kecil, dan tidak merugikan perekonomian sama sekali. Rencananya untuk menutupinya dengan meminjam di pasar domestik, melalui penjualan surat utang,” Anatoly Aksakov, ketua Komite Pasar Keuangan Duma Negara, mengatakan kepada RT.***