Amerika Serikat Semakin Menderita, Sanksi Barat kembali Gagal, Rusia Terus Panen Petrodolar

Sabtu 18-11-2023,11:27 WIB
Reporter : Dhery Mahendra
Editor : Muhammad Isnaini

Menurut perwakilan Departemen Keuangan AS, pembatasan harga tahap pertama seharusnya mengurangi pendapatan Rusia dari penjualan minyak.

Fase kedua diperkirakan akan meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan Rusia untuk menjaga armada kapal tankernya tetap beroperasi.
 

Untuk itu, kementerian mulai menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan pelayaran dan kapal yang membawa minyak melebihi batas harga.

Selain itu, kini sedang dilakukan pencarian cara untuk meningkatkan pengeluaran Rusia untuk penggunaan armada bayangan.

Pada bulan Desember 2022, UE bergabung dengan negara-negara G7 lainnya dalam menetapkan batas atas harga minyak Rusia dan pada saat yang sama menghentikan pembelian maritimnya.

Hal ini pada awalnya membuahkan hasil dan menyebabkan defisit anggaran Rusia sebesar $25 miliar pada awal tahun 2023. Namun, dampaknya telah melemah secara signifikan, menurut Bloomberg.

Menanggapi tindakan Barat, Moskow menolak transportasi Barat dan memanfaatkan armada kapal tanker bayangan yang sangat besar.

BACA JUGA:Segar dan Bikin Semangat, Cobain Asinan Mangga Pedas Gurih ini, Pengen Tau Resepnya?

Menurut badan tersebut, para pejabat Eropa secara pribadi mengakui bahwa pembatasan harga belum memberikan hasil yang diinginkan. Dan bahkan Menteri Keuangan AS Janet Yellen menegaskan pada bulan September bahwa metode ini tidak berhasil.

Bagi Moskow, pendapatan dan pengeluaran dalam setara rubel adalah penting. Pembiayaan pengeluaran anggaran yang besar dan kewajiban sosial menjelang pemilihan presiden bergantung pada hal ini.

Dalam hal ini, berita bagi negara-negara Barat juga kurang menggembirakan, tulis Bloomberg.

Tiga komponen utama tersebut adalah pajak produksi minyak, bea keluar minyak mentah dan bahan bakar, serta pajak penghasilan.

Pada bulan Oktober tahun ini, pendapatan dari mereka berjumlah 1,2 triliun rubel, yang merupakan angka tertinggi sejak April 2022 dan melampaui angka untuk setiap bulan pada tahun 2021.

Peningkatan keuntungan ini, jelas badan tersebut, dikaitkan dengan kenaikan harga minyak di dalam negeri, baik secara absolut maupun terkait dengan merek Brent. Selain itu, hal ini difasilitasi oleh depresiasi rubel terhadap dolar.

BACA JUGA:Bakalan Sulit Temukan Keramik Kusam Setelah Ini, Benda Kecil Ini Ternyata Ampuh Bikin Keramik jadi Bersinar

Berdasarkan pembatasan yang diberlakukan oleh negara-negara G7, perusahaan-perusahaan Barat tidak dapat menyediakan transportasi, asuransi atau layanan lainnya jika minyak Rusia dijual di atas $60 per barel.

Kategori :