GAZA, RADARKAUR.CO.ID - Kepala Staf Umum Angkatan Pertahanan Israel, Herzi Halevi, mengatakan operasi IDF di selatan Jalur Gaza tidak kalah kuatnya dengan di utara kantong tersebut.
Sebelumnya, media melaporkan bahwa Tel Aviv, bersamaan dengan pembersihan Gaza, bermaksud untuk fokus pada operasi di kota Khan Yunis dan Rafah.
Pada saat yang sama, menurut beberapa perkiraan, kampanye melawan Hamas dan pejuang kemerdekaan Palestina bisa memakan waktu lebih dari satu tahun.
Para ahli menyatakan bahwa kelanjutan operasi militer di selatan Jalur Gaza, tempat Israel sebelumnya mengusir warga Palestina, akan menyebabkan lebih banyak korban sipil.
Operasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di selatan Jalur Gaza akan sama kuatnya dengan operasi di utara wilayah kantong tersebut, kata Kepala Staf Umum Israel Herzi Halevi.
Berbicara kepada personel militer, dia juga mengatakan, operasi sebenarnya baru dimulai pada 2 Desember.
"Ini tidak akan kalah kuatnya dengan (operasi di Jalur Gaza bagian utara. - RT ) dan akan membawa hasil yang tidak kalah pentingnya. Komandan Hamas akan menemui IDF di mana pun,” kata pemimpin militer itu.
Menurutnya, tentara Israel telah membunuh beberapa komandan Hamas sejak dimulainya kembali permusuhan.
"Kami memiliki kapasitas untuk melakukan ini dengan cara yang paling menyeluruh. Operasi kami di Jalur Gaza bagian selatan dilakukan dengan kekuatan dan ketelitian yang sama seperti operasi di bagian utara, selain itu kami terus mengkonsolidasikan perolehan kami di utara,” tegas Halevi.
Mari kita ingat kembali bahwa pada pertengahan bulan November, IDF menyatakan bahwa mereka tidak berkomitmen untuk tidak melakukan serangan di bagian selatan Jalur Gaza, tempat Tel Aviv sebelumnya menyerukan evakuasi warga Palestina yang tinggal di bagian utara Jalur Gaza.
Ancaman Kekalahan Strategis dari Pejuang Palestina
Surat kabar Financial Times, mengutip sumber-sumber kepemimpinan militer-politik Israel, melaporkan bahwa kampanye Tel Aviv melawan gerakan pejuang Kemerdekaan Palestina Hamas di Jalur Gaza bisa memakan waktu satu tahun atau lebih.
"Ini akan menjadi perang yang sangat panjang… Saat ini, kita bahkan belum mencapai setengah jalan dalam mencapai tujuan kita,” kata salah satu sumber publikasi tersebut.
Tujuan utama Israel, menurut sumber tersebut, termasuk penghancuran fisik para pemimpin Hamas, kemenangan militer yang jelas atas pasukannya dan penghapusan total gerakan tersebut dari kekuasaan di daerah kantong tersebut.
Sebagaimana dicatat dalam publikasi tersebut, pihak berwenang Israel percaya bahwa kepemimpinan Hamas, sebagian besar militan dan persenjataan rudal Hamas, serta sebagian besar sandera yang ditangkap pada 7 Oktober, kini berlokasi di selatan daerah kantong tersebut.