DUBAI, RADARKAUR.CO.ID - Neutura inovator penghapusan karbon dari Asia Tenggara, mengungkapkan pendanaan awal untuk dua inisiatif biochar baru.
Langkah ini menandai kemajuan signifikan dalam perjuangan melawan perubahan iklim, dengan mengonversi limbah pertanian menjadi biochar yang bernilai ekonomis dan efektif mengikat karbon di tanah selama lebih dari setengah milenium.
Dengan dana yang diperoleh, Neutura berencana meluncurkan dua proyek utama pada tahun 2024.
BACA JUGA:Surabaya Pimpin Pasar Kaca dengan Pabrik Berstandar Tinggi, Menggunakan Teknologi Daur Ulang
Proyek ini akan berlangsung di dua lokasi berbeda, yaitu Asia Tenggara dan Eropa Selatan, dengan tujuan tidak hanya mengurangi emisi secara keseluruhan, tetapi juga mengubah cara pandang masyarakat mengenai penghapusan karbon dan pengelolaan limbah pertanian yang bertanggung jawab.
Neutura memanfaatkan limbah pertanian untuk menciptakan peluang dalam penyerapan karbon.
Pohon dan tanaman menyerap CO2 secara alami melalui fotosintesis, tetapi melepaskannya kembali ke atmosfer.
Proyek ini akan memanfaatkan limbah tanaman dari sektor agrikultur untuk menyerap karbon dari atmosfer, mengubahnya menjadi biochar dan cuka kayu.
BACA JUGA:Menjelang Pemilihan Umum 2024, Ini Ramalan Pasar Saham Sektorial di Akhir Tahun 2023
"Kami melihat limbah pertanian sebagai solusi, bukan masalah," ujar Laksamana Sakti (Alif), salah satu pendiri Neutura.
"Dengan mengubah limbah ini menjadi biochar, kami secara simultan mengatasi beberapa tantangan - mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan kualitas tanah, dan mendukung praktik pertanian yang lebih berkelanjutan,".
Biochar adalah produk berbentuk arang dari Neutura yang dihasilkan melalui pirolisis dan memiliki banyak kegunaan. Daya tarik utamanya adalah dalam meningkatkan kesuburan tanah.
"Biochar memiliki potensi yang luar biasa," kata Alif.
"Ia dapat memperbaiki retensi air dan struktur tanah, memacu pertumbuhan tanaman yang lebih baik, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Pembuatan biochar ini bisa menjadi titik awal penting dalam praktek pertanian berkelanjutan."