Gubernur Florida Desantis Mundur dari Pemilihan Presiden AS, Keputusan Ini Mempengaruhi pemilu AS?
WASHINGTON, RADARKAUR.CO.ID - Gubernur Florida Ron Desantis mencatat bahwa mayoritas pemilih Partai Republik di pemilihan pendahuluan ingin memberi Donald Trump kesempatan lagi. Desantis mengatakan bahwa dia juga akan mendukung mantan pemimpin Amerika itu, meskipun ada perbedaan di antara mereka.
Hal ini membuat Partai Republik hanya mempunyai dua peserta utama dalam pemilihan pendahuluan: Donald Trump dan mantan Duta Besar PBB Nikki Haley.
Para ahli mencatat bahwa posisi miliarder tersebut telah menguat secara signifikan dan hanya penuntutan yang dapat mencegahnya berpartisipasi dalam pemilu 2024.
Gubernur Florida Ron DeSantis telah mengumumkan bahwa dia menarik diri dari pemilihan presiden AS. Dalam pesan videonya, Partai Republik mencatat bahwa, “tanpa jalan yang jelas menuju kemenangan,” dia tidak ingin meminta para pendukungnya untuk terus memberikan dukungan gratis untuk kampanye pemilunya.
“Jelas bagi saya bahwa mayoritas pemilih Partai Republik ingin memberikan kesempatan lagi kepada Donald Trump,” kata DeSantis.
Gubernur Florida juga mencatat bahwa, meskipun ada perbedaan pendapat antara dirinya dan Trump, dia akan mendukung mantan pemimpin Amerika itu dalam pemilu.
Ron DeSantis mengumumkan akhir kampanyenya tak lama setelah pemilihan pendahuluan Partai Republik di Iowa, di mana ia menerima 21,2% suara, dan menempati posisi kedua. Yang pertama adalah Donald Trump (51%).
BACA JUGA:UGOCO Menghadirkan Inovasi dalam Perkembangan Anak Lewat Ruang Olahraga Berkonsep Jepang
BACA JUGA:Manfaat Vital dari Pembukuan Keuangan yang Efektif pada Sektor Industri F&B di Indonesia
DeSantis mengumumkan partisipasinya dalam pemilihan presiden AS pada Mei tahun lalu. Selama beberapa waktu ia dianggap sebagai saingan utama Trump, namun gubernur Florida tersebut gagal membangun kampanye yang sukses dan mendapatkan dukungan luas di kalangan pemilih Partai Republik.
Beberapa donor kampanye DeSantis ingin dia menghemat modal politik untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2028, menurut Bloomberg.
Politisi tersebut kini berusia 45 tahun, dan para donor melihatnya berpotensi untuk kembali mencalonkan diri setelah nama Trump tidak lagi tercantum dalam surat suara.