DISERTASI KEARIFAN LOKAL: Petiti Sumpah Sepate Tungguan Jagat Besemah dan Konstruksi Pendidikan Islam Multikul

Minggu 10-03-2024,19:30 WIB
Reporter : Lekat S. Amrin
Editor : Muhammad Isnaini

BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Batalkan Safari Ramadhan di Masjid Darul Muttaqin Desa Mentiring Kaur, Ini Kata Kades

Dalam Petiti Besemah dikatakan; Sembak Uwi Pengarang Rakit Timbul Tenggelam Same-same, Teghendam Sesame Basah, Ngerapung Sesame Anyut.

Artinya; selalu menjadi pengikat bagi berbagai potensi keberagaman membangun kehidupan yang sehat dalam perbedaan karena di mana pun ia berada selalu memaklumi perbedaan yang ada untuk bersama-sama mencapai tujuan.

Disertasi Dr. Sidarmin Tetap, yang saya coba membuat resensi singkat ini adalah bagian cara memperkenalkan kultur atau budaya Besemah yang sangat adiluhung, dikupas secara detil dan mendalam pada karya tulis sebagai syarat mendapatkan gelar doktor di Unversitas Islam Negeri (UIN)  Fatmawati Soekarno, Bengkulu.

Pada disertasi ini banyak penggunaan bahasa daerah etnis Besemah Padang Guci, barangkali para pembaca yang berasal dari daerah lain, bisa menjadi kesulitan menangkap maknanya, karena penerjemahan setiap kata dari bahasa daerah tidak secara detil dijelaskan dalam disertasi ini.

BACA JUGA:Pantai Air Langkap Kaur Bengkulu, Objek Wisata Terfavorit dengan 5 Spot Poto Instagramable dan Snap Video

BACA JUGA:5 Tempat Nongkrong Paling Hits di Kabupaten Kaur, Tempat 'Nyore' yang Rekomendasi, Asyik dan Bikin Betah

Tentu tindak lanjut dari disertasi tersebut dapat diterbitkan menjadi buku, dan kesempatan terbaik bagi penulis, Dr. Sidarmin Tetap, dapat menyempurnakan, sehingga betul-betul disertasi tersebut terpublikasi luas di tengah masyarakat, dan menjadi sumber refrensi bagi semua pihak.

Bahwa kearifan lokal, seperti budaya Besemah adalah salah satu kekayaan kultur dari multikultur yang dimiliki Indonesia. Peninggalan budaya adiluhung adalah aset nasional yang akan membawa bangsa ini lebih beradab.

Dr. Sidarmin Tetap adalah salah seorang putra daerah Bengkulu, tepatnya dari Padang Guci, yang telah berupaya menggali kearifan lokal itu sebagai bagian usahanya menginventarisir kekayaan budaya dari multikultural yang dimiliki bangsa ini, menjadi sebuah karya.***

Kategori :

Terpopuler