Ketidakpatuhan terhadap peraturan dapat memiliki konsekuensi serius bagi perusahaan, seperti kerusakan merek, dampak hukum, kerugian finansial, dan bahkan penghentian operasi.
Kepatuhan mengacu pada ketaatan terhadap undang-undang, aturan, kebijakan, dan standar yang telah ditetapkan.
BACA JUGA:Kecelakaan Saat Pulang Mengajar, Kaki Guru PPPK di Kaur Ini Diamputasi, Butuh Kepedulian!
BACA JUGA:Soal Merger XL Axiata dan Smartfren, Ini Kata Managing Director Sinar Mas Ferry Salman
Dalam dunia bisnis, kepatuhan menunjukkan kesesuaian organisasi terhadap standar etika yang relevan, norma internal, hukum pemerintah, dan kewajiban hukum.
Dalam era globalisasi dan digitalisasi saat ini, perusahaan menghadapi tantangan yang semakin besar dalam mempertahankan kepatuhan terhadap regulasi.
Kebijakan dan peraturan dapat berbeda antara negara, industri, dan bahkan pemerintah daerah.
Perusahaan harus memahami dan mematuhi setiap aturan yang berlaku, termasuk yang berkaitan dengan keuangan, lingkungan, kesehatan dan keselamatan, privasi data, dan area lainnya.
Ketidakpatuhan dapat memiliki banyak dampak merugikan dan menyebabkan kerugian signifikan bagi bisnis.
BACA JUGA:Susu Kambing Etamilku Solusi Alami Memperkuat Tulang dan Pernafasan, Rahasia Kesehatan Alami
Dampak yang paling sering terjadi adalah kerusakan reputasi. Pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat luas mungkin menjadi curiga terhadap isu kepatuhan yang dipublikasikan.
Penurunan penjualan, kerugian finansial, dan bahkan hilangnya peluang bisnis penting bisa terjadi akibat situasi ini.
Menurut Buntoro, seorang Inspektur pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Republik Indonesia, kepatuhan mendorong kerjasama di antara para pemangku kepentingan dalam pelaksanaan inisiatif kepatuhan perusahaan selain membantu perusahaan memenuhi persyaratan kepatuhan internal.
Kolaborasi antara bisnis dan jaringan pasokannya kini bergantung pada kepatuhan.