Bonus Demografi Indonesia, Cukupkah Memadai Memasuki Pintu Gerbang Indonesia Emas 2045?

Senin 27-05-2024,07:37 WIB
Reporter : Muhammad Isnaini
Editor : Muhammad Isnaini

Bonus Demografi  Indonesia, Cukupkah Memadai Memasuki Pintu Gerbang Indonesia Emas 2045?

RADARKAUR.CO.ID - Bonus demografi Indonesia dengan beban hutang Rp 50 juta  untuk setiap bayi yang lahir pada hari ini, sungguh sulit dikalkulasi oleh logika yang sehat untuk menjadi generasi emas yang akan ikut mengetuk dan masuk dalam pintu gerbang Indonesia Emas 2045.

Padahal, masalah sejak awal kemerdekaan Indonesia mengapa mimpi itu baru diungkap setelah seabad Indonesia merdeka.

Lantas  bagaimana mungkin dari 4 anak yang lahir satu diantaranya pasti terkena stunting yang sangat akut dan mencemaskan, karena tidak bisa ikut menghantar - apalagi bisa ikut masuk - ke dalam gerbang Indonesia Emas pada dua puluh tahun mendatang.

BACA JUGA:DPRD Kaur Rapat Paripurna Istimewa dalam Rangka HUT ke-21 Kabupaten Kaur

BACA JUGA:Upacara HUT ke-21 Kabupaten Kaur, Bupati dan Wakil Bupati Semringah, Ada Kejutan Nasi Tumpeng!

Sebab mereka yang lahir kemarin dan hari ini adalah generasi yang akan menjadi ahli waris Indonesia Emas atau kondisi Indonesia yang semakin mencemaskan.

Karena 25 persen dari generasi yang bertumbuh bakal mewarisi negeri ini hidup dalam kondisi kelaparan dan bergizi buruk yang tak mungkin dapat menjadi daya dorong, atau justru menambah jumlah beban yang berat.

Bonus demografi (demographic devidend) istilah yang digunakan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau United  Nations Population Funs (UNFPA) merujuk pada potensi pertumbuhan ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur umur penduduk dengan proporsi usia kerja antara 15 tahun hingga 65 tahun lebih besar dari proporsi bukan usia kerja (0-14 tahun dan > 65 tahun.

Dalam kalkulasi matematis bonus demografi diukur dengan menurunnya rasio ketergantungan dari suatu negara yang proporsional dalam bilangan usia produktif yang meningkat.

BACA JUGA:Mutasi Besar-Besaran Kejagung di Bengkulu, Kajati, Wakajati, Asisten, Kajari dan Koordinator Bergeser, Simak!

BACA JUGA:Terra Drone Indonesia Latih PT Bukit Asam Penggunaan Drone dan Pengolahan Data

Namun begitu, menurut rumusan PBB, bonus demografi tidak serta merta terjadi ketika jumlah penduduk usia produktif menjadi besar, tetapi harus diiringi dengan peningkatan produktivitas dari penduduk usia kerjanya.

United Nation Population Fund (UNFPA) menyatakan bahwa suatu negara dapat menikmati bonus demografi ketika setiap orang dapat menikmati kesehatan yang baik, pendidikan yang berkualitas, pekerjaan yang layak dan kemandirian anak muda.

Lantas -- jika pakem ini dapat dijadikan rujukan bagi Indonesia yang hendak menggedor gerbang Indonesia emas pada tahun 2045, cukupkah kondisi dan situasinya  memenuhi sarat seperti tersebut di atas ?

Kategori :

Terpopuler