Kabinet Prabowo-Gibran, Mengalah Demi Kepemimpinan Sejati atau Sebaliknya?

Jumat 18-10-2024,07:54 WIB
Reporter : Muhammad Isnaini
Editor : Muhammad Isnaini

5. Samudera: Pemimpin menampung masukan dan kritik tanpa batas.  

6. Angin: Pemimpin fleksibel dan tanggap dalam setiap situasi.  

7. Api: Pemimpin tegas ketika diperlukan untuk memadamkan masalah.  

8. Awan: Pemimpin rendah hati, menghindari kesombongan.  

Strategi Prabowo untuk menghindari konfrontasi langsung dengan loyalis Jokowi dan elite penguasa lama sejalan dengan ajaran Hastabrata.

Dia memilih bersabar dan berkompromi untuk menjaga stabilitas, sembari menunggu waktu yang tepat untuk bertindak lebih tegas.  

Preseden di Pemerintahan Jokowi dan Kabinet Awal 2014

Langkah kompromistis ini bukanlah hal baru dalam sejarah politik Indonesia.

Pada 2014, ketika Jokowi pertama kali terpilih sebagai presiden, ia juga menyusun kabinet dengan banyak kompromi.

Beberapa posisi strategis diisi oleh tokoh dari partai politik yang sebelumnya berseberangan, seperti Golkar dan PPP.

Meski awalnya publik berharap Jokowi menghadirkan perubahan, kehadiran elite lama membuat banyak pihak meragukan kebaruan yang dijanjikan.

Namun, Jokowi tampaknya sadar bahwa menjaga keseimbangan politik adalah kunci untuk memulai pemerintahannya dengan lancar.

Langkah Jokowi kala itu berhasil menurunkan ketegangan politik di awal pemerintahannya, meskipun di kemudian hari ia tetap menghadapi kritik terkait relasi dekatnya dengan para oligarki.

Prabowo tampaknya mengikuti pola serupa, menempatkan stabilitas sebagai prioritas, meski harus menanggung risiko dicap tunduk pada elite lama.  

Contoh dari Joe Biden dan Kompromi Politik di AS

Contoh serupa juga dapat ditemukan dalam pemerintahan Presiden Joe Biden di Amerika Serikat.

Kategori :