Stres di Tempat Kerja Tingkatkan Risiko Merokok, Bagaimana Solusi Alternatif?

Rabu 30-10-2024,09:31 WIB
Reporter : Bening Gita Pramesti
Editor : Muhammad Isnaini

Pakar kesehatan masyarakat Dr. Felosofa Fitrya menambahkan bahwa orang dewasa menghabiskan sebagian besar jam produktif mereka di tempat kerja, di mana sekitar 15% mengalami gangguan kesehatan mental, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

BACA JUGA:Kades Mentiring Tolak Tuduhan Ada Intervensi APH

BACA JUGA:Pilihan CCTV Luar Ruangan Terbaik untuk Ladang, Perkebunan, dan Lokasi Konstruksi

Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas dan biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi.

Ia menekankan perlunya strategi pengurangan risiko kesehatan mental di tempat kerja.

Seperti menawarkan layanan konseling gratis seperti Program Bantuan Karyawan (EAP) dan mendidik pekerja tentang kebiasaan berisiko yang berasal dari stres kerja.

Dr. Felosofa juga menyoroti bahwa perusahaan harus memfasilitasi praktik penyembuhan diri.

BACA JUGA:5 Tas Bodypack Praktis untuk Staycation, Liburan Nyaman dan Menyenangkan

BACA JUGA:Danramil 408.03/KT Komsos dengan Wartawan untuk Pilkada Kaur 2024 Damai

Seperti pernapasan yang penuh perhatian, dan mempromosikan peralihan ke produk berisiko rendah yang terbukti secara ilmiah seperti rokok elektronik untuk perokok.

Pendekatan ini dapat membantu mengurangi risiko kesehatan secara keseluruhan sekaligus mengatasi stres mental yang dialami oleh karyawan.

Tingkatkan Kesadaran akan Risiko Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Masalah kesehatan mental semakin mendapat perhatian karena semakin banyak orang memahami pentingnya kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia pada 10 Oktober, Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) menyelenggarakan diskusi bertajuk “Membangun Kesadaran akan Risiko Kesehatan Mental di Tempat Kerja” pada 24 Oktober.

BACA JUGA:Peningkatan Kesadaran Privasi Data di Era Digital

Kategori :