Stres di Tempat Kerja Tingkatkan Risiko Merokok, Bagaimana Solusi Alternatif?

Rabu 30-10-2024,09:31 WIB
Reporter : Bening Gita Pramesti
Editor : Muhammad Isnaini

BACA JUGA:Memerangi Penipuan Kartu Kredit: AgroMJ Mengadopsi Solusi O-PLUX

Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan risiko kesehatan mental dan mencari solusi praktis, serta menggarisbawahi perannya sebagai pilar utama pembangunan di Indonesia.

Dr. Puspita Tri Utami dari Direktorat Kesehatan Mental Kementerian Kesehatan menyoroti komitmen kementerian untuk menerapkan kebijakan berbasis risiko, khususnya terkait kesehatan mental.

Ia menekankan bahwa kesehatan mental berdampak signifikan terhadap produktivitas, hubungan sosial, dan kualitas hidup secara keseluruhan, namun sering kali diabaikan.

Edukasi dan destigmatisasi merupakan pendekatan strategis untuk mengurangi risiko kesehatan mental, yang dapat mendukung pencapaian visi “Indonesia Emas 2045”.

BACA JUGA:Mantan Bupati-Wabup Hermen Malik dan Yulis Suti Sutri Menangkan Gusril-Hamid, Menata Kembali Kabupaten Kaur

BACA JUGA:Potret Presiden Prabowo Subianto dan Kabinet Merah Putih Kompak Gunakan Seragam Komcad di Akmil Magelang

Dimas Syailendra, Ketua MASINDO, menyebutkan bahwa diskusi yang melibatkan pemerintah, peneliti, dan praktisi kesehatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong perubahan perilaku menuju kesadaran risiko.

Ia menghimbau baik individu maupun organisasi untuk mengutamakan kesehatan mental di tempat kerja, mengingat potensi dampak stres, kecemasan, dan depresi terhadap produktivitas.

Pendekatan pengurangan risiko yang komprehensif, yang mencakup intervensi kebijakan, edukasi, dan dukungan psikologis, diperlukan untuk mengatasi tantangan kesehatan mental secara efektif.

Dr. Felosofa Fitriya, pakar Kesehatan Masyarakat dan Keselamatan Kerja, mengemukakan pentingnya mengidentifikasi dan mengelola faktor risiko di tempat kerja, seperti beban kerja yang berlebihan dan kurangnya dukungan manajerial.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Subianto Utus Menlu Sugiono Indonesia Untuk Gabung Jadi Mitra BRICS

BACA JUGA:Potret Presiden Prabowo Subianto dan Kabinet Merah Putih Kompak Gunakan Seragam Komcad di Akmil Magelang

Sukmayanti Rafisukmawan, psikolog, memperkenalkan Modifikasi Perilaku Kognitif (CBM) sebagai pendekatan yang efektif untuk mengatasi perilaku berisiko yang dipicu oleh stres terkait pekerjaan.

Ia menganjurkan pengurangan risiko secara bertahap sebagai solusi yang lebih berkelanjutan.

Terakhir, Dr. Andri Kelvianto, Spesialis Gizi Klinik, menekankan perlunya kerangka regulasi yang mendukung program edukasi gizi dan mempromosikan pola makan seimbang.

Kategori :