Iklan Banner KPU Provinsi Bengkulu

Pengrajin Senjata Tajam Butuh Dukungan Pemerintah

Pengrajin Senjata Tajam Butuh Dukungan Pemerintah

RKa ONLINE, PADANG GUCI HILIR – Padang Guci Hilir sudah terkenal di seantero Kabupaten Kaur sebagai penghasil kerajinan senjata tajam (Sajam). Cukup banyak empu atau pengrajin yang biasa memproduksi senjata seperti Pisau, Kuduk, Tombak dan Gubang atau berbagai peralatan pertanian yang terbuat dari logam besi. Namun seiring dengan waktu, para pengrajin ini membutuhkan dukungan dari pemerintah agar kegiatan mereka dapat terus berjalan. Salah seorang Empu atau pengrajin, Muhammad Yosef kepada Jurnalis Radar Kaur (RKa), Rabu (16/6) mengatakan, satu bilah pisau ataupun kuduk yang terbuat dari besi per kendaraan roda empat membutuhkan waktu pengerjaan 4 jam sampai dengan 6 jam. Itu baru proses penempahan. Belum sampai proses finishing seperti penghalusan, pembuatan rangka dan gagang pisau. “Sedangkan untuk proses sampai ke rangka kayu membutuhkan waktu dua hari. Karena menggunakan alat sederhana,” ujarnya. Lanjutnya, proses tempa besi juga tidak semudah yang terlihat. Tingkat kepanasan besi yang dibakar mengunakan arang batok kelapa ataupun batu bara harus maksimal, agar besi mudah ditempa dan dibentuk. Dan menghasilkan ketajaman serta kekuatan senjata yang diinginkan. “Proses setelah ditempa yakni mengukir kayu untuk rangkanya, proses ini juga membutuhkan waktu dan ketelitian,” jelasnya. Sambung Yosef, saat ini seluruh proses penempaan besi dan dan pembuatan rangka dan gagang kayu masih menggunakan alat sederhana. Sehingga sangat diharapkan usaha kecil seperti ini ada bantuan pemerintah sehingga bisa lebih maju. “Saya sangat berharap ada bantuan, terutama mesin pompa angin dan peralatan tempa lainnya, karena selama ini senjata dari bilah besi yang beredar di Kabupaten Kaur mayoritas berasal dari sini. Malahan sudah menyebar di Pulau Jawa, namun pembuatannya masih menggunakan alat sederhana,” ungkapnya. Ditambahkanya, omset yang didapat satu bulan bisa puluhan juta jika ada pesanan terus menerus. Apalagi jika sudah menggunakan alat modern dipastikan omset yang didapat bisa lebih besar. “Belum ada yang menampung dalam kapasitas besar karya para pembuat peralatan dari besi tua ini, jika memang ada juga sangat diharapkan,” pungkasnya.(pin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: