Babi Bebek
Penyakir Mulut dan Kuku--
Itulah yang menyebabkan Tiongkok pernah mengalami krisis babi. Penyakit itu juga sampai ke Indonesia. Ternyata sampai sekarang belum ada penelitian soal itu. Di negara kita.
Mengapa Mohamnad Indro Cahyono tidak tertarik menelitinya ASF? "Bukan tidak tertarik. Biarlah ada ahli lain yang meneliti," katanya.
Indro sekaligus menantang mereka yang mendapat fasilitas negara di bidang penelitian untuk menghasilkan karya bagi rakyat.
"Sampai sekarang pun belum ada hasil penelitian soal ASF di Indonesia," katanya.
Waktu itu Indro justru diminta membantu mengatasi ASF di Vietnam. Hasilnya, dari 1.000 babi yang terjangkit ASF di sana, hanya 3 persen yang mati.
Indro memilih memperkuat posisi peternak. Yakni dengan solusi mandiri. Itulah sebabnya ia melahirkan banyak 'protokol rakyat'. Termasuk protokol ayam dan protokol bebek. Ia pernah menemukan virus DVH di bebek. Juga virus IBJ di anak ayam.
"Sepertinya sudah takdir saya harus hidup bersama virus," ujar Indro. Ia pun masih terus menjalin hubungan dengan Australia tempatnya belajar ilmu virus.
Tentu ia tidak kirim bukunya ini ke sana: buku ini berbahasa Indonesia.
Saya memberanikan diri minta buku virus karyanya itu 15 buah. Saya ingin memberikan kepada pembaca, khususnya komentator Disway. Siapa tahu itu bisa meredakan kerusuhan demo di kolom komentar Disway.
Pak Pry-lah yang kita minta menentukan siapa 14 orang yang berhak mendapat buku itu –satu untuk dirinya sendiri. Keputusan beliau tidak bisa diganggu gugat. Pun oleh saya.
Saya tahu akan banyak yang minta Pak Mirza sebagai penentu, tapi sudah lebih dua minggu beliau konsentrasi entah di mana. Jangan-jangan ia justru sedang membaca buku karya drh Indro ini.
Menurut pendapat saya inilah buku yang sangat praktis dan mudah dimengerti. Misalnya ketika Indro menulis Bab 2: apa itu antibodi.
Dijelaskan, ukuran antibodi itu jauh lebih kecil dari virus Covid. Antibodi itu kecilnya 10 nanometer. Tidak bisa dilihat, pun oleh mikroskop biasa.
Padahal yang akan dibunuh oleh antibodi itu besarnya sepuluh kali lipat. Ada yang sampai 50 kali lipat. Anda sudah tahu: ukuran virus Covid itu 100 nanometer (paling kecil) sampai 500 nanometer.
Bagaimana si kecil antibodi bisa membunuh raksasa Covid?
"Ratusan antibodi mengepung dan mengeroyok virus. Seperti semut mengerubungi seputih cokelat. Sampai cokelatnya tak terlihat lagi. Lalu virus itu pun mati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: