Siapa Membunuh Putri (19): Judi dan Jatah

Siapa Membunuh Putri (19): Judi dan Jatah

Ini 7 Fakta Terbaru Kematian Angela Hindriati Korban Mutilasi di Bekasi, Meninggal Sejak 2021--Ilustrasi

Saya membayangkan makan malam terburuk sepanjang hidup saya.  Saya tak bisa menghindar.  Sudah lama saya cerita soal kelong, tempat makan terapung di laut, yang banyak terdapat di Pulau Golong dan Pulau Rumpat, juga di beberapa tempat di Borgam.  Ikan segar, suasana khas. Aroma laut dan ombak yang menggoyang kelong, bikin hidangan yang tersaji terasa sangat nikmat.  

Ketika tiba agak terlambat. Azeem dan Suriyana sudah lebih dahulu sampai.  Satu per satu pesanan datang.  Udang goreng mentega. Kerang masak saos pedas. Kerapu stim.  Kangkung belacan.  Cumi goreng tepung.  “Ini juga untuk merayakan Azeem yang baru kembali dari London, merayakan gelar master yang dibawa Azeem,” kata Suriyana. Saya hanya tersenyum, sebaik mungkin menata senyum. 

“Nasinya untuk tiga,” tanya pelayan.

“Empat,” kata Suriyana.

“Satu lagi siapa?” tanyaku.

“Oh ya, Inayah. Tadi petang di pesantren saya ajak dia ke sini,” kata Suriyana.

“Sama siapa dia ke sini? Kenapa tak beri tahu saya, kalau tahu dia ke sini saya akan jemput dia,” kataku kaget.

“Kata Inayah dia yang akan berita tahu kamu. Saya mau beri tahu bahwa kami, saya dan Azeem bertunangan, dan kami mengundang Abdur dan Inayah nanti untuk datang pada hari pernikahan kami,” kata Suriyana.

Tak berselang lama Inayah datang. Diantar mobil pesantren. 

“Maaf, terlambat,” kata Inayah setelah mengucapkan salam. Dia ambil tempat duduk di sebelahku. Mata kami bertatapan.  Ada cahaya bahagia di situ. Cahaya dari mata yang menyimpan perasaan menang.    

“Ayo, makan, yuk,” Inayah menyendokkan nasi ke piring saya, lalu ke piringnya, kemudian memberikannya pada Suriyana.  Saya seperti ingin keluar dari diriku sendiri dan memotret diriku sendiri, pengin melihat bagaimana persisnya keadaan diriku saat itu.  

Perasaanku hanya kacau, terkejut, bahagia, kosong, malu, macam-macam, bertukar-tukar.  Dua perempuan di samping dan di hadapanku inilah penyebabnya. Mereka terus saja bicara, ramah dan hangat, entah membincangkan apa.  Aku melampiaskan dengan mengunyah lahap-lahap apa saja yang masuk ke mulut saya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: