Putusan Otak
Donald Trump/ @instagram--
Pengikut Trump pun percaya itu. Rupanya mereka percaya FBI sudah meniru praktik polisi di negara pewayangan.
Pengikut Trump, Anda sudah tahu: sangat fanatik dan militan. Bahkan Trump, pekan lalu, mengancam: kalau soal dokumen ini ia dijadikan tersangka, pengikutnya tidak akan bisa menerima.
Mereka akan menjadi ancaman keamanan. Maksudnya: mereka akan mengamuk di jalan-jalan.
Pekan lalu FBI memang terlihat sudah akan melangkah ke sana. Trump juga tahu. Maka ia mencari jalan memutar.
Ia minta ke pengadilan: agar diangkat dulu penilai independen. Penilai independenlah yang akan menentukan apakah dokumen itu rahasia atau bukan.
Ia tidak mau polisi yang menentukan. FBI sudah ia anggap bermain politik.
Amerika hebat. Di bidang penegakan hukum. Lihatlah apa kata pengadilan. Permintaan Trump itu dikabulkan.
Penegakan hukum begitu diutamakan di sana. Pun ketika harus lebih rumit dalam menghadapi tokoh sekelas mantan Presiden Donald Trump.
Hukum dan demokrasi memang berjalan seiring di sana. Karena itu bisa menjadi negara adil dan maju.
Ketidakadilan masih terjadi di sana. Tapi punya cara penyelesaian hukum yang sangat tegak.
Saya menilai hukum dan demokrasi itu ibarat roda depan dan belakang di sebuah mobil.
Kalau pun mesin mobil itu mogok masih bisa didorong. Tapi, tanpa ban ia hanya onggokan besi.
Saya ikut Anda saja: yang roda depankah yang demokrasi atau yang belakangkah yang hukum.
Sama saja. Yang penting demokrasi tanpa penegakan hukum, mobil tidak bisa bergerak maju. Tanpa penegakan hukum demokrasi hanya di bibir saja.
Mobil kita sebenarnya sudah punya roda depan. Sudah 20 tahun. Sudah dicoba dijalankan. Gembos satu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: