Siti Jenar

Siti Jenar

Wayang Hakikat--(dokumen/radarkaur.co.id)

Jadilah sang remaja cacing sungguhan. Apa yang dilakukan Sunan? 

"Cacing, kamu saya buang ke laut. Kalau kamu kuat tirakat di laut kamu akan bisa jadi manusia lagi," ujar sang wali.

Di laut, Sunan Bonang lagi mengajarkan ilmu makrifat yang amat tinggi kepada Sunan Muria.

Di atas perahu. Di tengah laut. Agar tidak ada orang lain yang ikut mendengar.

Perahu bocor. Air masuk ke perahu. Bahaya. Maka sang murid diminta masuk laut mengambil tanah liat untuk menambal perahu. Begitu perahu aman mulailah pengajaran ilmu spiritual tingkat tinggi itu disampaikan. Selesai.

Tiba-tiba ada suara "Terima kasih saya menjadi tahu ilmu makrifat".

Sunan Bonang kaget: ada suara manusia tanpa terlihat sosoknya.

"Siapa kamu?"

“Saya cacing".

"Berarti kamu itu cacing yang berasal dari manusia".

Jadilah cacing itu manusia.

"Jadi, kamu mengerti semua yang saya ajarkan ke Sunan Muria tadi?"

"Mengerti".

"Karena kamu berasal dari tanah merah yang dipakai menambal perahu ini maka kamu saya beri nama Syekh Siti Jenar".

Siti adalah tanah. Jenar adalah merah. Itu bahasa Jawa halus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: