Dari Li ke Li

Dari Li ke Li

Li Qiang berpoto disamping Xi Jinping--

Saifudin Rohmaqèŕqqqààt

Cerita keracunan. Jangan panik. Ada solusinya. Begini ceritanya. Kurang lebih 11 tahun yg lalu. Sekelompok orang, mengadakan pesta minuman oplosan. Pas minum happy happy. Ada yg mabuk, ada yg fly. Apa yg terjadi 5 hari kemudian? 9 orang mati karena keracunan. 3 orang dibawa ke rumah sakit sultan agung, dan mati di rumah sakit. Ada yg mati di depan ruko. Ada yg mati di sekitar polder depan stasiun tawang. Tapi ada yg masih hidup. Walaupun keracunan.Orang pun bertanya dan anda pun bertanya, dikasih obat apa? Yg lain mati , yg ini masih hidup. Akhirnya ditanyakan, dan dijawab. Ternyata dikasih obat yg enak dan segar. Mengetahui gejala keracunan, mereka mencari kelapa muda atau degan. Ingat kelapa muda bukan mama muda ya? Pagi siang sore minum kelapa muda. Hasilnya mereka masih hidup. Dan demikianlah obat di sekitar kita, yg hebat untuk melawan keracunan. Yaitu kelapa muda. Sebagai pertolongan pertama bagi keracunan. Semoga bermanfaat.

 

EVMF

hahahahaha... ya itulah Abah, tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Abah, sepertinya Abah itu mudah percaya kepada seseorang karena kedekatannya, bukan karena kapabilitasnya.

 

slamet sejahtera

Untuk memproduksi obat diperlukan Bahan Baku Obat (BBO). 90% BBO yg dipakai produsen obat Indonesia adalah impor. 60% dari China dan 30% dari India. Maka tidak heran kasus ginjal akut terjadi di negara-negara yg ada hubungannya dg rantai supply BBO dari India (Gambia, Bangladesh, India sendiri dan juga Indonesia). Menyangkut pertanyaan kenapa dulu tidak apa2, sekarang baru bermasalah. Ya tentu saja, kualitas BBO bisa jadi berbeda dari waktu ke waktu. Mungkin selama ini tidak masalah, tetapi ketika ada pandemi dsb, kualitas BBO dari India mungkin ada masalah. Spesifik pada bahan EG dan DEG, mungkin ada perbedaan kandungan massa jenis dari komponennya (dibanding sebelumnya). Kenapa tidak diperiksa oleh BPOM. Setahu saya memang produsen obat wajib melaporkan BBO yang masuk dalam komposisi obat (tertera pada kemasan obat). Setiap batch produksi, produsen wajib melaporkan, terutama kalau ada produk baru (ijin baru) atau pergantian BBO. Pelaporan ini skrg sudah online, jadi bisa cepat. BPOM selanjutnya melakukan uji petik (sampling), untuk menguji akurasi laporan dari produsen. Masalahnya, selama ini EG dan DEG tidak pernah masuk dalam komposisi obat pada kemasan, jadi kemungkinan besar tidak dilaporkan (untuk apa, wong ini bahan tambahan, dan selama tidak masalah). Otomatis BPOM tidak melakukan pemeriksaan kandungan EG dan DEG. Baiknya abah kirim wartawan ke India, lalu telusuri liku2 impor BBO plus transaksi ke produsen. Salam

 

Leong putu

Mau komen ngawur takut dituduh gak sensitip.... Kalau Herbal saya tidak punya banyak pengalaman. Yang saya tahu cuma satu : daun muda. Untuk menambah napsu dan gairah. Dah ini aja komen saya hari ini, mungkin nanti kalau Pak Thamrin Dahlan tidak berpantun saya akan tulis pantun.

 

Amat Kasela

Saya suka sekolah yang menerapkan aturan "Anak tak boleh bawa uang jajan", sebab sekolah membagikan makanan setiap waktu istirahat. Biasanya ini sekolah swasta. Hehe Di tempat kita, lemah dalam pengawasan. Kebiasaan, ada kasus, heboh, barulah.... Kenapa tidak dicegah sedari awal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: