Pesantran PLK Butuh Bantuan
Kondisi lantai pesantren PLK Marhalah Wustho dan beberapa bangunan kayu yang sudah rapuh, Jumat (3/2).--
KAUR, RADARKAUR.CO.ID - Pesantren Pendidikan Layanan Khusus (PLK) di Desa Sinar Pagi Kecamatan Kaur Selatan merupakan sekolah inklusi yang melayani pendidikan inklusi bagi usia SD, SMP, dan SMK.
Dengan jumlah santri di luar asrama yang berjumlah 60 orang dan santri di dalam asrama berjumlah 40 orang. Santri yang berada di rumah, dikunjungi oleh dewan guru untuk belajar dengan jadwal Sabtu dan Minggu.
Dengan rincian seluruh santri yakni yatim piatu ada 16 santri, orang tua sakit nahun atau Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) ada 14 santri, disabilitas ada 12 santri, kelurga tidak mampu atau miskin berjumlah 10 orang dan mempunyai keluarga pecah sebanyak 15 santri.
Adapun pelajaran yang diberikan yakni Kurikulum 13, kitab kuning, ulumulquran, bahasa arab, silat dan muhadarroh.
BACA JUGA:Hujan, SMPN 20 Kaur Becek
BACA JUGA:Tom Girardi Ditahan! Hotman Paris ingatkan Keluarga Korban Boeing urus Kompensasi
Pemimpin Pesantren PLK Marhalah Wustho Drs H Sidarmin Tetap, M.Pd mengatakan, sekolahnya merupakan sekolah inklusi berasrama. Sehingga santri yang tinggal di asrama hanya 40 orang.
Tidak boleh lebih dari jumlah yang ditentukan. Sekolahnya telah menyiapkan guru yang handal untuk melakukan pembelajaran kunjungan untuk santri yang berada di rumah.
"Sekolah kami merupakan satu-satunya sekolah inklusi di Kabupaten Kaur. Dengan selalu berupaya memberikan pendidikan kepada santri yang mempunyai latar belakang yang cukup prihatin, kami siap melayani untuk mendatangi ke rumah, dengan jadwal yang telah ditentukan," ungkapnya.
Dia juga mengakui, bahwa memiliki bangunan tua dan fasilitas pesantren yang rusak. Bangunan tersebut dibangun sejak tahun 2013, sampai saat ini bangunan serta fasilitas tersebut belum pernah direhab ataupun ditambah.
BACA JUGA:Kapolres Kaur:'Selesaikan Tipiring secara Kekeluargaan'
BACA JUGA:Donor Organ Kurangi Hukuman? RUU Massachusetts jadi Perbincangan Hangat
Sehingga untuk lantai sudah banyak yang pecah, kursi sudah banyak yang patah begitupun dengan bangunan asrama sudah banyak yang rusak.
"Walaupun banyak kondisi fasilitas yang rusak. Kami tetap menjalankan kegiatan belajar dengan aktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: