Mengatakan yang Tak Terucapkan: Psikologi Puisi
Mengatakan yang Tak Terucapkan: Psikologi Puisi--(dokumen/radarkaur.co.id)
Puisi dapat menggugah ingatan akan kata-kata yang bersemayam di tubuh kita dengan cara yang berbeda-beda.
Puisi menyentuh esensi benda yang bisa digerakkan, kata-kata menamai kehidupan tanpa henti. Itu adalah pengalaman murni yang berubah menjadi ekspresi murni.
BACA JUGA:Selain Kesukaan Presiden Soekarno, Nih! Cobain 6 Menu Sarapan Pagi Khas Bengkulu yang Bikin Ngiler
BACA JUGA:Buruan Klaim! Spesial Link DANA Kaget Rp100 ribu, Cek Cara Mendapatkannya
Ini mengembalikan semangat dan sifat dasar dari hal yang digambarkannya, yang mungkin telah dikaburkan oleh tabir yang biasa kita buat antara diri kita dan dunia.
Dari waktu ke waktu, kita semua berbicara dalam diksi puitis. Misalnya, ketika seseorang harus menyampaikan berita sedih tentang kematian atau kehilangan kepada orang lain, tanpa sadar mereka sering menggunakan puisi.
Mereka akan memilih kata-kata mereka dengan hati-hati sehingga tidak ada pembelaan terhadap mereka.
Mereka akan mengucapkan kata-kata dengan cara mengundang, sering kali mengulanginya dengan tiga cara berbeda, yang merupakan bentuk puitis di banyak budaya.
BACA JUGA:Jalan Ke Kota Bengkulu? Wajib Mampir ke 3 Lokasi Wisata Sejarah Ini, Estetik dan Low Budget!
BACA JUGA:Selain Wisata Pantai, Kaur Bengkulu Punya Air Terjun Iconic, Indah dan Mempesona
Mereka akan meninggalkan keheningan di antara kata-kata, untuk memungkinkannya diterima oleh orang lain.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: