Mengatakan yang Tak Terucapkan: Psikologi Puisi

Mengatakan yang Tak Terucapkan: Psikologi Puisi

Mengatakan yang Tak Terucapkan: Psikologi Puisi--(dokumen/radarkaur.co.id)

KAUR, RADARKAUR.CO.ID - Manusia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain-main dengan apa yang oleh novelis Rudyard Kipling disebut sebagai “obat paling kuat yang digunakan umat manusia” yakni kata-kata.

Di laboratorium pikiran kita, kita menyortir, mengukir, dan merangkai kata-kata, sebelum menghembuskan kehidupan ke dalamnya dengan suara kita.

Di tangan para penyair, para peneliti di laboratorium, bahkan kata-kata yang paling sederhana pun dapat merapalkan mantra. Penyair menikmati kenalan intim dengan rak obat bahasa. 

Mereka mengotak-atik dosis, mengaduk termos, dan mempelajari rasa dan tekstur unsur-unsur sehingga ketika kata-kata mereka diminum oleh orang lain, kata-kata itu tepat dan jujur ​​sekaligus ampuh.

BACA JUGA:Pengumuman Hasil Seleksi PPPK Guru 2022 Kabupaten Kaur Sudah Keluar! Cek Namamu disini 

BACA JUGA:Sesosok Pria Ditemukan di Kebun Sawit, Saat Dicek Ternyata..

Mengapa puisi menggerakkan manusia selama ribuan tahun? Penelitian dalam psikologi menawarkan berbagai hipotesis: puisi membangkitkan emosi yang mendalam dan tanda psikofisiologisnya (merinding, air mata),l.

Mengirim pembaca pada pencarian pencarian makna, memberikan kesenangan estetika, dan melibatkan sirkuit penghargaan utama otak. 

Puisi bahkan dapat menyediakan lingkungan yang nyaman, yang memfasilitasi penyembuhan, dan puisi telah digunakan dalam pengaturan klinis sebagai bagian dari psikoterapi berbasis kognitif.

Sebagian keajaiban puisi muncul karena menemukan validasi dari pengalaman kita yang paling dalam dan tidak diartikulasikan, kelegaan dan kepuasan karena akhirnya terlihat. 

BACA JUGA:Golongan Ini Terima Bansos Lewat Kantor Pos, Segera Cek Skema dan Berkas yang Diperlukan 

BACA JUGA:Terbaru! Masa Sanggah Seleksi PPPK Guru 2022 Dimulai! Pastikan Kelulusanmu dengan Mengisi Sanggahan

Membaca puisi bisa terasa seolah-olah dunia datang dan menemukan kita untuk pertama kalinya. 

Pengintaian antara diri dan dunia ini, bahkan mungkin sebagai identitas yang jauh lebih besar daripada yang kita pegang sampai saat itu  adalah bagaimana puisi, dapat mendorong transfigurasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: