Sudah jadi Agenda Kunjungan Presiden Jokowi ke Bengkulu, Ini Sejarah Festival Tabut
Sudah jadi Agenda Kunjungan Presiden Jokowi ke Bengkulu, Ini Sejarah Festival Tabut--Ilustrasi
Keturunannya kemudian dikenal sebagai keluarga Tabut/Tabot. Saat ini keturunan Syeh Burhanuddin aiatu Imam Senggolo tergabung dalam Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu.
KKT ini lah yang terus menerus melaksanakan tradisi Tabut agar tidak hilang dimakan zaman.
BACA JUGA:KABAR TERBARU, Jadwal Kunjungan Jokowi ke Bengkulu Diundur Sehari, Langsung Buka Festival Tabot
Ritual itu diturunkan dari generasi ke generasi.
Festival Tabut adalah cermin kekayaan budaya Bengkulu. Serta memperkaya potensi wisata religi Bengkulu.
Festival ini juga ikut menggerakkan ekonomi masyarakat. Ada banyak venue yang dinikmati masyarakat. Juga ada banyak inspirasi yang diberikan Festival Tabut.
Sebagaimana tradisi, Festival Tabut diawali dengan Pelepasan Keluarga Tabut dan Pengambilan Tanah.
BACA JUGA:Sosialisasi Perbup Nomor 188.4.45-585 Tahun 2023 , Pilkades 11 Desa di Kaur Tetap Sesuai Jadwal
Tanah diambil di dua lokasi. Yaitu, Tapak Padri dan Horison. Ada makna yang terkandung di dalamnya. Yaitu, manusia berasal tanah dan akan kembali ke tanah.
Berikutnya, dilakukan ritual cuci Penja.
Ini adalah tempat pusaka dan tanah. Posisinya menjadi paling dasar dari Tabut.
Setelah mencuci Penja, ritual dilanjutkan dengan Menjara 1 dan 2.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: