Iklan Banner KPU Provinsi Bengkulu

ISTIMEWA, Bulan Februari 2024 ini Tahun Kabisat, Cuma 4 Tahun Sekali, Kok Bisa?

ISTIMEWA, Bulan Februari 2024 ini Tahun Kabisat, Cuma 4 Tahun Sekali, Kok Bisa?

ISTIMEWA, Bulan Februari 2024 ini Tahun Kabisat, Cuma 4 Tahun Sekali, Kok Bisa?--ilustrasi

Karena setiap periode 4 tahun sekali ada 1 hari yang hilang pada orbit bumi pada hari jika berdasarkan jumlah 365 hari. Sehingga NASA kemudian mendambahkan 1 hari pada kalender setiap 4 tahun sekali.

BACA JUGA:Biadab! Ayah di Bengkulu Selatan Perkosa Anak Kandung Selama 3 Tahun

Sejarah Munculnya Tahun Kabisat

Tahun kabisat ini pertama kali dicetuskan oleh seorang Astronom bernama Sosigenes Alexandria adalah yang pertama mencetuskan ide Tahun Kabisat. Astronom ini hidup pada masa penguasa Romawi Julius Caesar.

Sosigenes sudah menghitung bahwa Bumi membutuhkan waktu 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 5 detik untuk mengelilingi Matahari.

Pada awalnya Bangsa Romawi hanya mengenal bulan Kabisat.Sedangkan ahli sejarah masih belum yakin dengan cara bangsa Romawi dallam mempertahankan dan menjaga sistem kalender.

BACA JUGA:Fitur Baru AnyMind untuk Live Commerce, Digunakan Shopee Live, Tokopedia Live, TikTok Shop dan Instagram Live

Pada waktu itu, Bangsa Romawi tidak terlalu yakin dengan seluruh sistem penanggalan yang ada.

Dimana kalender Romawi pada waktu itu hanya terdiri dari 11 bulan ditambah dengan satu periode musim dingin.
Padahal musim dingin memiliki waktu yang berbeda-beda.

Sehingga musim dingin dengan panjang bervariasi itu menjadi penyebab kalender Romawi tidak dapat untuk dipatenkan.

Bangsa itu menggantinya dengan Januari dan Februari yang baru, guna mengatasi kondisi tersebut.

Romawi awalnya menerapkan bulan kabisat yang juga dikenal dengan Macedonius. Fungsi Bulan Kabisat untuk membedakan sistem penanggalan dengan solar.

BACA JUGA:Tanggapan Pemprov Bengkulu Soal Wacana Pembangunan Tol Bengkulu-Lampung, Apa Kata Pemda Kaur?

Macedonius sendiri tak diterapkan antara bulan, namun di sela-sela Februari dengan alasan berkaitan lunar cycles.

Meski demikian, sistem ini justru membuat bingung hingga pada akhirnya di zaman Julius Caesar kalender Romawi dan solar tidak lagi sinkron.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: